59. Yakin

1.2K 164 22
                                    

"Ini yang gak dateng rapat kemarin?" Tanya Vivi.

Julie menganggukkan kepalanya. Mereka sedang berkomunikasi lewat skype, membahas beberapa permasalahan yang datang setelah ia meninggalkan perusahaan selama tiga hari.

"Kapan balik?" Tanya Julie.

"Sampe gue bisa jalan lagi." Ucap Vivi sambil membuka laptop milik Shani yang ia pinjam untuk bekerja.

"Oh."

Vivi menoleh ke layar laptop yang menampilkan wajah Julie. Ia menghela napas panjang, "Sorry, gue ngasih beban yang berat ke elo."

"It's ok." Ucap Julie sambil tersenyum.

Vivi saat ini tengah berada di rumah sakit, ia harus dirawat selama beberapa hari karena tubuhnya drop setelah mengetahui Chika menerima cintanya Gita.

"Oh ya, lamarannya udah masuk belum?" Tanya Julie.

Vivi kembali menoleh ke layar laptop milik Shani, ia membuka emailnya dan mendapati beberapa lamaran masuk. Ia tersenyum kecil, padahal baru kemarin ia membuka lowongan kerja, tapi sudah ada 27 orang yang mendaftar.

Cukup banyak yang mendaftar, hampir seimbang dengan orang yang ia pecat dua hari lalu. Ia mengirimkan email berisi pemecatan kepada 38 orang yang ketahuan melakukan korupsi di perusahaannya.

"Udah masuk nih." Ucap Vivi.

"Baguslah."

Vivi menganggukkan kepalanya, "Kalo ada apa-apa langsung kabarin gue, ya."

"Oke, bos."

"Yaudah balik kerja sana."

"Iya, gak usah maksa diri, fokus kesehatan aja dulu." Ucap Julie mengingatkan.

Vivi hormat kepada Julie, "Siap bos."

Julie tertawa kecil, ia melambaikan tangannya ke arah Vivi lalu memutuskan skype mereka. Vivi menghela napas panjang, ia menyandarkan punggungnya ke bantal yang sudah disusun di belakang punggungnya.

"Dek, udah makan belum?" Tanya Shani sambil masuk ke dalam kamar Vivi.

Vivi menegakkan tubuhnya lalu ia menggeleng pelan. Shani melihat piring yang masih utuh di atas meja, ia menatap ke arah Vivi. "Kenapa?"

"Aku gak laper." Jawab Vivi, ia mulai memeriksa surat lamaran pertama.

"Ayo makan dulu." Ucap Shani.

Vivi meminta Shani, Beby dan Mira agar tidak memberitahu Chik dan Gita jika ia dirawat di rumah sakit yang sama dengan Mira. Kamar Vivi berada tepat di sebelah Mira, karena Shani dan Beby harus mengawasi mereka agar tidak memaksakan diri untuk berjalan.

"Aku gak laper, kak." Ucap Vivi.

Shani menyentuh tangan Vivi, "Tadi pagi kamu belum makan, lho."

Vivi menghela napas panjang, ia menutup dua laptop yang ada di atas meja kecil di depannya. Ia menatap ke arah Shani, "Aku makan sendiri."

Shani tersenyum, ia menganggukkan kepalanya. Laptop itu ia pindahkan ke atas meja, lalu meletakkan piring di depan Vivi. Ia mengusap puncak kepala Vivi dengan lembut, lalu berjalan keluar dari kamar Vivi.

Tanpa Vivi tahu, ternyata Shani masih berada di luar dan memperhatikan apakah Vivi benar makan atau tidak. Seperti ucapan Beby semalam, Vivi turun dari kasur dan membuang makanan itu ke dalam tong sampah.

Shani melipat tangannya ke depan dada, ia masuk ke kamar Mira. "Dibuang, Beb."

Beby menoleh, ia menjentikkan jarinya, "Apa gue bilang."

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang