Jimin memeluk Hana dengan erat berusaha menenangkan gadis yang tengah menangis dalam pelukannya.
"Gwaenchana... tak ada yang perlu kau tangisi." ujar Jimin.
Lalu ia menangkup kedua pipi sambil mengusap air matanya dengan ibu jarinya.
"Itu lah kenapa aku tidak mengijinkanmu datang hari ini, tapi kau memaksa." sambung Jimin lagi.
"Apa? aku tidak apa-apa... aku menangis karena... karena aku melakukan kesalahan hingga membuat Jungkook marah." ucap Hana bohong.
Hana mengusap air matanya lalu menghela nafas panjang.
"Maaf... aku permisi." Lalu Hana pun beranjak pergi kembali ke meja kerjanya.
Kini ia berusaha untuk mengalihkan semua kejadian yang terjadi padanya hari ini dengan berkonsentrasi pada pekerjaannya. Hana bekerja keras mengejar semua pekerjaannya yang sudah tertinggal. Bahkan saat Sinbi berpamitan pun, Hana hanya menoleh sedikit dan tersenyum tipis.
Sekarang jam menunjukkan 7 malam. Hana mulai terlihat kelelahan, ia meregangkan otot dan tulang lehernya hingga berbunyi lalu melanjutkan kerjanya.
Lagi, tidak cuman Hana yang masih berada di kantor. Ruangan Jimin dan Jungkook masih menyala. Walau masih jam segini, Hana mulai menguap kantuk. Tentu saja karena ia baru saja sembuh dari sakit dan ia tidak boleh terlalu lelah.
Perlahan Hana memejamkan matanya karena sudah tak bisa menahan kantuknya. Ia memutuskan untuk tidur sejenak sebelum melanjutkan kerjanya. Hanya dalam hitungan detik, Hana pun tertidur pulas dengan kepala bersandar di atas meja.
#CKLEK
Sebuah pintu ruangan pun terbuka dan keluar lah sang pemilik ruangan. Ia berjalan lalu berhenti tepat di belakang Hana yang sedang tidur dalam keadaan komputer yang masih menyala.
Pria itu menghela nafasnya sejenak lalu melepas jas hitamnya dan mengenakannya ke tubuh Hana. Sebelum pergi, pria itu menggenggam tangan Hana sebentar. Sesekali ia mengusap punggung tangan Hana.
Lalu ia pun pergi. Tak lama pria itu pergi, Hana pun terbangun dari tidurnya dalam keadaan sedikit terkejut. Yang membuatnya bingung adalah mendapati jas pria pada tubuhnya.
Hana menggeleng, ia berpikir jika jas itu adalah milik Jimin. Hana segera mematikan komputernya dan beranjak pulang. Yang ia pikirkan saat ini adalah menyiapkan makan malam untuk Jungkook.
Walau sebenarnya ia tahu jika Jungkook mungkin tidak mau memakan makanan buatannya atau bahkan membuangnya. Tapi Hana tidak peduli, ia akan tidak menyerah demi nasihat yang sudah di berikan Tuan Jeon sebelumnya.
Bagaimana pun, Tuan Jeon sudah terlalu banyak menolongnya saat ini. Ia hanya berpikir mungkin ini bisa menjadi cara untuk membalas budi jika sifat Jungkook berhasil berubah.
Hana pulang menggunakan taksi. Selama perjalanan ia memegangi jas hitam tersebut. Entah kenapa ia begitu menyukai jas itu. Hana tersenyum lalu memeluknya, rasanya begitu nyaman.
Tak lama, taksi yang mengantar Hana pun sampai di rumah. Hana bernafas lega saat belum mendapati mobil Jungkook. Ia pun bergegas masuk ke dalam rumah untuk menyiapkan makan malam.
Hana melempar jas dan tas kerjanya asal ke atas sofa lalu beranjak menuju dapur. Ia memakai apronnya dan mulai menyiapkan bahan-bahan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌷Just One Day
FanfictionHanya satu hari saja dari 365 hari menjalani kontrak dengan seorang pria bernama Jeon Jungkook. Cuman itu yang di inginkan seorang Min Hana. Tak ada keinginan lain dalam benaknya selama ia mengenal pria dingin itu. Senyum indahnya kini pudar setelah...