Jungkook terus menerus mendapat panggilan telepon dan pesan dari Yeri meminta dirinya untuk datang. Bagaimana pun, Jungkook hanyalah manusia biasa yang mempunyai perasaan belas kasih. Yeri sedang hamil dan tinggal seorang diri, Jungkook akhirnya memutuskan untuk menemui Yeri sebentar.
Dalam keadaan babak belur ia membuka pintu apartemen Yeri begitu saja.
"Oh! oppa!" seru Yeri cemas melihat kondisi Jungkook.
Yeri sedikit berlari menghampiri Jungkook lalu menggandengnya menuju sofa.
"Aku tidak apa-apa... bagaimana keadaanmu?" ujar Jungkook sambil menarik tangannya dari gandengan Yeri.
"Ah... aku merasa tidak enak badan... ini memang gejala awan kehamilan... aku tidak nafsu makan, rasanya begitu mual." ucap Yeri sambil mengusap perutnya yang masih datar.
"Apa kau yakin itu anakku?" tanpa basa basi Jungkook langsung menanyakan hal tersebut.
Yeri mengerenyitkan dahinya bingung sekaligus gugup mendengar pertanyaan Jungkook.
"A-apa maksudmu? kenapa menanyakan hal seperti itu?" ucap Yeri gugup.
Jungkook menghela nafasnya.
"Kita memang pernah melakukannya... tapi aku tidak yakin jika itu darah dagingku... karena aku tidak pernah mengeluarkannya di dalam." ujar Jungkook."Tapi oppa... anak iniㅡ"
"Satu lagi yang perlu kau ketahui... aku tidak pernah mencintaimu... aku hanya memanfaatkanmu untuk melupakan Hana..." sela Jungkook santai lalu menghela nafasnya.
"....aku tau ini terlalu kejam... tapi Hana sudah kembali dan aku lebih memilih Hana."Jungkook berbalik dan hendak meninggalkan apartemen Yeri.
Sedangkan Yeri hanya diam terpaku di tempatnya mendengar penuturan yang menyakitkan barusan dari Jungkook.
.
.
Setelah menemui Yeri, Jungkook memutuskan untuk kembali ke kediamannya. Sesampainya di sana, ia melihat Hana tengah berbaring di atas sofa dengan wajah sembabnya.
Perlahan Jungkook pun menghampiri Hana. Ia menghela nafasnya pelan lalu merapikan beberapa helai anak rambut yang menutupi dahi wanita tersebut.
"Sungguh maafkan aku.... aku tidak tahu harus berbuat apa untuk menebus semua kesalahanku." gumam Jungkook pelan karena enggan membangunkan Hana.
Akhirnya ia memutuskan untuk membawa Hana ke dalam kamarnya dan membaringkan wanita itu secara perlahan ke atas ranjang lantas menyelimutinya.
Sebelum ia beranjak pergi, Jungkook memberikan kecupan sayang di kening Hana.
Keesokkan harinya.
Jungkook keluar dari kamarnya dan di sambut dengan aroma sedap nan nikmat yang menyapa indra penciumannya. Ia pun di buat penasaran dan langsung menuruni anak tangga menuju dapur.
Terlihat Hana sedang memasak sebuah sup dengan kimchi, daging sapi, sayur-sayuran, dan juga tahu. Bahkan sudah ada telur gulung yang tersaji di sebuah piring.
Jungkook tersenyum lalu melingkarkan tangan kanannya di perut datar Hana.
Hana sendiri hanya menunjukkan ekspresi datar saat Jungkook melakukan itu padanya. Ia masih fokus pada aktifitasnya memasak.
Tak lama, Hana pun mematikan kompornya lalu beralih untuk mengambil beberapa mangkuk. Jungkook sendiri diam-diam mencicipi sup buatan Hana tersebut.
"Hmm... enak sekali." ucap Jungkook sumringah.
Hana hanya tersenyum kecut dan kembali melanjutkan aktifitasnya menyajikan sarapan buatannya di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌷Just One Day
FanfictionHanya satu hari saja dari 365 hari menjalani kontrak dengan seorang pria bernama Jeon Jungkook. Cuman itu yang di inginkan seorang Min Hana. Tak ada keinginan lain dalam benaknya selama ia mengenal pria dingin itu. Senyum indahnya kini pudar setelah...