Jungkook mencium bibir Hana, satu tangannya membuka knop pintu kamar Hana lalu ia mendorong Hana masuk ke dalam kamar tanpa melepas ciumannya.
Hana sendiri berusaha melepas ciumannya sia-sia. Hingga akhirnya Jungkook mendorong Hana ke atas ranjang.
Kini Jungkook melumat bibir Hana dengan lembut sambil satu tangannya membelai kepala gadis itu. Sedangkan Hana masih mencoba menggelengkan kepala, mendorong bahkan memukuli dada Jungkook.
Dan Jungkook pun melepas ciumannya.
"Hiks... Ya! apa yang kau lakukan?! hiks..."
Hana menjerit saat Jungkook mencekal kedua tangannya dengan kuat.
"Bukan kah appa menyuruhmu untuk berlaku seperti seorang istri untukku... seorang istri harus bisa memuaskan suaminya 'kan? dan kau sudah mengganggu malamku dengan Yeri."
Hana menggelengkan kepalanya, menggerakan badan dan kedua kakinya berharap bisa melepaskan diri dari cengkraman Jungkook.
"Hiks... aku tidak mau! j-jebal."
Jungkook terdiam, menatap sejenak gadis yang ada di bawah kungkungannya. Tak tega melihat Hana yang masih menangis, Jungkook melepas cekalannya dan kembali menegakkan tubuhnya.
Seketika Hana jatuh merosot ke lantai kamar. Ia menyandarkan punggungnya sambil menutupi wajah menyedihkannya dengan kedua tangan.
Tanpa mengucapkan apapun, Jungkook beranjak keluar dari kamar Hana.
*****
Semenjak kejadian semalam, Hana terlihat lebih banyak diam di kantor. Ia bahkan tidak beranjak dari kursinya sedikit pun saat jam makan siang.
"Hana-ya... kau belum makan, apa kau tidak laar?" ucap Sinbi.
Hana tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya. Namun tanpa Hana duga, Sinbi membelikan sesuatu untuk Hana berupa Onigiri dan juga sebotol susu.
"Ini makanlah... aku tidak mau kau jatuh sakit lagi, arasseo?" ujar Sinbi sambil menaruh kantung plastik berisikan makanan itu di meja Hana.
"Ah... g-gomawo..." ucap Hana lirih.
Gadis itu pun membuka kantung plastik tersebut, mengambil sebotol susu coklatnya lalu meminumnya.
Sore hari di saat jam pulang. Hana mulai merapikan kembali meja kerjanya, setelah itu ia bergegas mengambil tas kerjanya lalu melangkah pergi. Seperti biasa, Hana menggunakan modal tranportasi taksi umum berupa bis umum. Ia menunggu kedatangan bis tersebut di sebuah halte seorang diri.
Saat ia sedang menunggu bis tersebut, ada sebuah mobil sedan berhenti di depannya. Pemilik mobil itu menurunkan kaca jendelanya lalu tersenyum.
"Masuklah biar kuantar." seru Jimin.
Hana sempat terdiam sambil mengerjapkan matanya, tak lama ia pun mengangguk lalu bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam mobil.
"Jimin oppa... bukankah biasanya kau berangkat dan pulang bersama Jungkook? aku perhatikan akhir-akhir ini kalian jarang sekali bersama." ujar Hana.
"Itu... karena Jungkook ingin menyetir mobilnya sendiri, lagi pula dia pria dewasa... seharusnya bisa melakukan apapun tanpa bantuan tangan orang lain kan?" ucap Jimin.
Namun ucapan Jimin begitu terngiang di kepala Hana saat ini.
"Pria dewasa... tanpa bantuan tangan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
🌷Just One Day
FanfictionHanya satu hari saja dari 365 hari menjalani kontrak dengan seorang pria bernama Jeon Jungkook. Cuman itu yang di inginkan seorang Min Hana. Tak ada keinginan lain dalam benaknya selama ia mengenal pria dingin itu. Senyum indahnya kini pudar setelah...