Pt. 32

4.4K 435 35
                                    

Baby Jeon tak henti-hentinya menangis. Hana dan Jimin sudah mencoba berbagai cara dengan memberinya mainan, makanan ataupun susu namun Baby Jeon selalu menolak.

"Kenapa Jungkook lama sekali?" ucap Jimin cemas sambil melihat ke arah jam tangannya.

Sudah tiga jam lamanya Jungkook pergu dan belum kunjung kembali.

"Ssss.... sayang... cup... cup." Hana masih berusaha untuk menenangkan Baby Jeon kini dengan memeluknya sambil sesekali menepuk pelan punggung anak kecil tersebut.

"Aku akan menyusul Jungkook. Tidak apa kah jika kutinggal?" ucap Jimin dan di balas dengan anggukkan kepala oleh Hana.

"Kunci rapat semuanya... jangan buka pintu selain aku dan Jungkook... dan lebih baik kau di kamar jangan keluar apapun yang terjadi... tunggu kami pulang." sambung Jimin lagi.

Baru saja berbalik badan, Jimin tak sengaja melihat seseorang dengan jaket dan masker hitam berdiri di depan gerbang. Lalu pria itu melempar sebuah amplop coklat ke halaman.

Jimin pun langsung berlari berusaha mengejar pria tersebut namun ia kalah cepat dengan pria yang sudah lebih dulu pergi menggunakan motor.

Hana sendiri berjalan sambil memeluk Baby Jeon untuk mengambil amplop tersebut.

Tangannya mendadak menjadi gemetar dan mata membulat saat melihat isi amplop tersebut. Tangannya berubah lemas hingga beberapa lembar foto Jungkook yang terikat dan babak belur itu pun berserakan di atas rumput halaman.

Jimin pun langsung menghampiri Hana yang sedang terduduk lemas di atas rumput halaman sambil terisak. Ia di buat penasaran dengan foto-foto yang berserakan lantas melihatnya.

Jungkook terlihat mengenaskan, wajah yang penuh dengan luka lebam dan darah, tangan dan kaki yang terikat, tergeletak tak berdaya di atas lantai yang berdebu.

Jimin kembali membuka isi amplop dan menemukan sebuah kertas.

"Foto yang indah bukan? Jika kau ingin Jungkook selamat, datang lah ke alamat ******* bersama Baby Jeon!
Jangan coba-coba lapor polisi jika tidak ingin melihat foto mayat Jungkook!"

Jimin berusaha meremas kertas tersebut namun Hana merebutnya lantas membaca isi pesan itu.

"Hiks... oppa, Jungkook... hiks." Hana pun menangis.

Jimin langsung menarik Hana ke dalam pelukannya.

"Aku akan menyelematkan Jungkook... kau tunggu di sini, jangan terpengaruh dengㅡ" ucapan Jimin terputus saat Hana mencengkram tangannya sambil melepas pelukan Jimin.

"Tidak... oppa tidak tahu siapa mereka... aku tidak ingin mempertaruhkan nyawa Jungkook... hiks."

"Lalu? apa kau akan datang dan membawa Baby Jeon kesana?"

Hana dengan yakin menganggukkan kepalanya. Ia yakin jika ini adalah ulah Taehyung dan ia tak ingin jika ancaman Taehyung benar terjadi.

*****

#Bugh! bugh! bugh!

🌷Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang