Hana dan Nyonya Jeon sedang menyiapkan bahan-bahan yang akan di gunakan untuk membuat makan malam. Tapi mata Nyonya Jeon teralih ke luka lebam di tulang pipi kiri Hana.
"Hana-ya... ada apa dengan wajahmu?" tanya Nyonya Jeon dengan suara lembutnya.
Han pun langsung memegangi pipinya berusaha untuk menutupi luka membiru tersebut.
"Ah tidak apa-apa, eommanim... a-aku tidak sengaja terpleset di kamar mandi." ujar Hana sambil menyunggingkan senyum kecilnya.
"Aigoo... kau harus hati-hati, jangan sampai seperti ini terjadi lagi, mengerti?" ucap Nyonya Jeon sambil mengusap lembut wajah Hana.
Hana pun mengangguk. Sementara kedua wanita itu sedang menyiapkan makan malam, Tuan Jeon dan Jungkook kini berada di halaman depan.
"Jadi ini yang kau lakukan selama appa tidak disini? membawa Yeri untuk menyakiti perasaan Hana seperti itu? apa kau benar-benar sudah tidak mencintai Hana, huh?!" ucap Tuan Jeon dengan nada sedikit meninggi.
"Entah harus bagaimana lagi aku menjelaskannya padamu! aku tidak ingin Hana menderita karena ku lagi!" seru Jungkook.
"KALAU BEGITU PERGI LAH! JANGAN SAKITI HANA DENGAN CARAMU! KAU PIKIR APPA TIDAK TAHU SELAMA INI KAU BERBUAT KASAT PADA HANA?!" bentak Tuan Jeon.
Jimin lah yang selalu memberikan kabar terbaru tentang Hana kepada Tuan Jeon. Termasuk perlakuan kasar Jungkook pada Hana.
Tuan Jeon mendekat lalu menarik kerah kemeja putih putranya tersebut.
"KAPAN KAU BISA SADAR, JEON JUNGKOOK! HANA SUDAH ADA DI DEPANMU SAAT INI! SEHARUSNYA KAU BERSYUKUR BISA MENEMUI GADIS YANG KAU CINTAI SELAMA INI!"Jungkook tersenyum miring.
"Yang aku cintai? itu dulu... sekarang aku sudah Yeri dan aku akan menjalani sisa hidupku bersama Yeri... KARENA HANA HANYA LAH MASA LALUKU! DAN AKU TIDAK LAYAK UNTUK BERADA DI SISINYA LAGI!" Suara Jungkook pun mengudara keras di halaman.Tuan Jeon melepaskan cengkraman di kerah baju Jungkook.
"Appa tidak yakin kau tulus berbicara seperti itu sesuai apa yang ada dalam hatimu!" ujar Tuan Jeon.Jungkook terdiam, rasanya seperti tertusuk anak panah yang langsung menghujam di jantungnya begitu mendengat penuturan sang ayah. Tuan Jeon pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.
#CKLEK
Namun ia terkejut begitu membuka pintu, sudah berdiri Hana di sana. Tanpa ia sadari, Hana yang hendak keluar untuk membeli kecap pun mendengar semua perbincangan ayah dan anak tersebut.
"Hana-ya." ucap Tuan Jeon dengan pelan saat melihat wajah datar Hana dengan mata yang berkaca-kaca.
"A-appanim... apa maksud dari... perbincangan kalian? a-ku bagian dari masa lalu Jungkook?" ucap Hana dengan gemetar.
"Hana-ya... kauㅡ"
"Iya! kau bagian dari masa lalukuㅡ" sela Jungkook sambil melangkah masuk ke dalam rumah.
"ㅡkau masa laluku yang paling menyedihkan! kau bagian yang paling terburuk dari yang terburuk!" ucap Jungkook dengan penekanan."JEON JUNGKOOK!" Seru Tuan Jeon.
Bibir Hana gemetar, dirinya berusaha sebisa mungkin menahan air matanya yang sudah terbendung. Hingga akhirnya ia tak mau lagi menahannya, air matanya mengalir membasahi pipi mulus Hana.
"Ja-jadi itu sebabnya... kau... begitu membenciku?"
"Oh! itu benar!" ucap Jungkook.
Air mata Hana pun semakin mengalir deras. Ia memilih untuk keluar dari rumah, berlari entah kemana. Yang ia pikirkan saat ini agar tidak bertemu dengan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌷Just One Day
FanfictionHanya satu hari saja dari 365 hari menjalani kontrak dengan seorang pria bernama Jeon Jungkook. Cuman itu yang di inginkan seorang Min Hana. Tak ada keinginan lain dalam benaknya selama ia mengenal pria dingin itu. Senyum indahnya kini pudar setelah...