Pt. 18

6.1K 627 50
                                    

Jungkook hendak membawa Hana menuju tangga darurat, namun Jimin mengejar dan menahannya.

"Tidak! biar aku yang mengurus Hana! lepaskan tanganmu itu!" seru Jimin. Lalu merebut paksa Hana dari gendongan Jungkook.

Namun Hana mulai sadar walau keadaannya masih belum pulih seutuhnya. Namun Hana hanya merasa tidak ingin merepotkan siapapun diantara dua pria tersebut. Hana langsung turun dari gendongan Jimin.

"Gwaenchana... kalian jangan bertengkar karena aku... aku ingin sendirian." ucap Hana pelan karena kondisinya belum stabil.

Ia pun pergi meninggalkan kedua pria itu, berjalan menuju meja kerjanya sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pening karena kekurangan oksigen.

Sesampainya di meja kerja, Sinbi dan karyawan lainnya langsung menghampiri Hana untuk melihat kondisi gadis itu. Begitu pula dengan para petugas yang sudah menolongnya. Mereka membantu kondisi Hana dengan memberikan oksigen.

Sedangkan Jimin dan Jungkook masih berada di tempatnya. Jimin menatap tajam ke arah Jungkook.

"Untuk apa sekarang kau peduli dengannya? ah! apa kau peduli hanya untuk menyakitinya lagi?" ujar Jimin.

Jungkook hanya diam sambil menelan liurnya seolah tak bisa menjawab pertanyaan sederhana dari seorang pria bermarga Park tersebut.

"Aku memang tidak seperti dirimu... kau tau apa kesukaan Hana, kau tau kelemahan Hana... kau tau segalanya tentang gadis itu... dan aku sudah memberimu kesempatan! KENAPA KAU MASIH MENYAKITINYA HUH?!" Jimin pun membentak Jungkook di akhir kalimat.

Jimin menghela nafasnya cukup kasar untuk meluapkan amarahnya yang tak bisa di luapkan seluruhnya kepada Jungkook karena mereka masih berada di kantor.

"Kumohon padamu, Jeon Jungkook! mulai saat ini, jauhi Hana... dan aku yang akan menjaga sekaligus mengambil kedudukanmu di hati Hana!" ucap Jimin tegas lalu meninggalkan Jungkook yang masih terdiam seribu bahasa.

*****

Malam harinya, Hana sedang terdiam di balkon apartemen Jimin padahal malam itu angin cukup bertiup kencang dan dingin. Ia memandangi langit malam yang gelap yang sunyi tanpa di hiasi kelap kelip bintang.

Hanya satu yang ia pikirkan saat ini sekaligus pertanyaan terbesar dalam dirinya.

Kenapa Jungkook begitu membencinya?
Sedangkan Jungkook yang muncul dalam ingatannya adalah Jungkook yang penuh dengan senyuman hangat, romantis dan begitu lembut.

Jimin datang membawa sebuah selimut bludru dan mengenakannya ke tubuh Hana.

"Apa yang sedang kau pikirkan? di luar dingin... masuklah." ujar Jimin lalu membawa Hana masuk ke dalam ruang tengah.

Mereka pun duduk bersama di sofa. Hana langsung memeluk lututnya sendiri dan menyangga dagu di atas lutut kanannya.

"Oppa.... kenapa Jungkook begitu membenciku? apa aku pernah melakukan kesalahan di masa lalu?" ucap Hana dengan nada yang terdengar sedih.

Jimin perlahan mengusap kepala Hana, sesekali ia merapikan rambut-rambut halus gadis itu dan meletakannya di belakang telinga.

"Kesalahan yang sebenarnya bukan pada dirimu... tapi pada Jungkook." ucap Jimin.

Hana langsung menoleh saat Jimin menyudahi ucapannya.

🌷Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang