Pt. 24

5.8K 554 65
                                    

#CKLEK

Jungkook keluar dari kamarnya, ia terlihat masih kelelahan. Bagaimana tidak, ia baru memejamkan mata dua jam yang lalu. Semalaman ia tak bisa tidur menunggu kepulangan Hana.

Ia berjalan menuju kamar Hana, tapi kamar tersebut masih kosong. Bahkan tidak terlihat ada tanda-tanda dari pemilik kamar. Jungkook pun menuruni anak tangga dan betapa terkejutnya ia melihat Hana sedang berbaring di atas sofa di ruang tengah.

Jungkook pun bergegas menghampiri Hana. Lalu ia menekuk lututnya agar sejajar dengan wajah Hana. Perlahan ia mengusap lembut pipu wanita itu dan sesekali merapikan rambut-rambut halus yang menutupi kecantikan wajahnya saat tidur.

Merasa terganggu, Hana pun membuka matanya lalu beranjak duduk. Sejenak ia memejamkan matanya lagi sambil mengatur nafas.

Tanpa mengucapkan apapun, Hana beranjak pergi tapi Jungkook lagi-lagi menahannya.

"Hana-ya..."

"A-ku... aku hanya ingin membuat sarapan." ucap Hana lirih dan terdengar lemas.

Hana tidak sadar bahwa tidak ada bahan makanan di dapur. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuat telur mata sapi seadanya.

Ia memecahkan telur di atas teflon panas yang sudah di lumuri sedikit minyak. Pikirannya kembali terganggu dengan pernyataan Jungkook semalam yang mengakui jika Yeri positif hamil.

Sampai ia melamun dan tak sadar jika telur yang ia goreng mulai gosong. Jungkook yang sedang menunggunya di ruang makan pun mencium bau sesuatu yang gosong. Dan ia seketika terkejut melihat kepulan asap dari teflon.

Jungkook langsung berlari menuju dapur lalu mematikan kompornya. Hana sendiri hanya memberikan respon biasa sambil mengerjapkan mata.

"Hana-ya... maafkan akuㅡ"

"Aku lelah... maaf, hari ini aku tidak ingin berangkat ke kantor... kau boleh potong gajiku berapa pun yang kau mau." sela Hana.

Ia pun melangkah pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sesampainya di kamar Jungkook menyusulnya dan langsung mencengkram lengan Hana.

"Kumohon dengarkan aku... aku tau aku salah, tapi... akan kupastikan jika anak yang di kandung Yeri bukan darah dagingku." ucap Jungkook.

Jungkook mendengar helaan nafas Hana. Ia menguatkan cengkramannya saat Hana berusaha menarik lengannya.

"Lepaskan..." pinta Hana pelan.

Tak tahan dengan tingkah Hana yang seolah tidak mau mendengarnya, Jungkook pun menarik Hana cukup kuat agar wanita itu menghadapnya.

"Dengarkan akuㅡ"

Hana pun sekuat tenaga menarik tangannya hingga membuat tubuhnya jatuh dan membentur tembok cukup keras.

Ia memejamkan mata menahan sakit di lengannya akibat benturan keras tersebut.

"Ah maafkan aku... apa kau terluka?" ucap Jungkook cemas.

Kini Hana mendorong tubuh Jungkook lalu menampar keras pipi pria itu.

"Aku salah... seharusnya.... ingatanku tidak pernah kembali.... biarkan aku tidak mengingatmu lagi kalau kau akhirnya melukaiku dengan cara seperti ini." ujar Hana.

Hana maju selangkah mendekat ke arah Jungkook dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Kau bukan lagi Jungkook yang kukenal.. seharusnya kita percaya tentang takdir... Tuhan menghapus semua ingatanku agar aku tidak bersama dengan pria berengsek sepertimu!"

Hana pun mulai meneteskan air mata, meluapkan rasa kecewa, sakit, marah dan sedih yang selama ini ia pendam. Jungkook sendiri hanya terdiam dan tak sanggup menghadapkan wajahnya.

🌷Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang