Part 9

8.5K 553 97
                                    

Pasir putih terhampar di tepian pantai, daun kelapa di sekitar bibir pantai melambai-lambai karena terpaan angin. Ava gadis muda itu sudah girang dan berlari kesana-kemari. Melvi tak mengikuti Ava, ia lebih memilih duduk di bawah pohon kelapa. Kaca mata hitam bertengger manis di atas hidung mancungnya.

Di sampingnya ada pasangan muda Keisya dan Alviano. Ingat siapa Alviano Wilferd Tyaga? Dia adalah pemilik SMA Tyaga. Tempat Vano sepupu Ava bersekolah, tak hanya Vano yang bersekolah di sana. Namun Keisya juga menimba ilmu di SMA Tyaga.

"Melvi gak ikut Ava lari-larian?" tanya Keisya yang habis memakai sunblok. Melvi menggeleng pelan, Alviano menatap wajah datar Melvi. Dia dulu juga seperti itu sikapnya saat pertama kali bertemu Keisya, mereka terlibat perjodohan antar orang tua.

"Kenapa?"

"Gak apa-apa," jawab Melvi santai.

Keisya menghendikan bahunya acuh, ia menarik lengan Alviano menuju pantai. Melvi membiarkan sahabat istrinya pergi, lama Melvi duduk. Ada gadis yang tiba-tiba ikut duduk di sampingnya.

"Hai, Mel." Saat namanya di sebut Melvi menoleh dan menatap gadis di sampingnya, dahi Melvi mengernyit karena merasa tak kenal dengan gadis itu.

"Lo lupa sama gue?" Tanya gadis tersebut.

"Gak kenal," jawab Melvi dingin.

"Gue Siska, temen SD lo. Wajar sih lo gak kenal gue soalnya dulu gue gak pernah nyapa elo, gue anak pindahan dari Medan waktu itu udah kelas enam." Melvi hanya mengangguk samar karena menurutnya obrolan gadis tersebut tak penting.

"Lo liburan?" Merasa tak ada jawaban, Siska terus bertanya, ia tahu kalau Melvi memanglah dingin. Tapi tak pernah se-acuh ini.

"Hem,"

"Sama siapa, Mel?"

"Istri," Melvi menggeser duduknya saat Siska semakin mendekat ke arah Melvi.

Melvi parno dengan adegan seperti ini, dulu Ava pernah seperti itu. Saat masih pdkt, Ava sangatlah lucu, sok lupa bawa hp dan menghampiri Melvi yang sedang berkumpul bersama teman-temannya.

Flashback...

Ava berlari memasuki sebuah Cafetaria, ia punya rencana ingin meminjam ponsel Melvi.

"Melvi!" panggil Ava dengan cengiran khas. Nama yang di panggil mendongak untuk menatap Ava.

"Apa?"

"Pinjam ponsel dong, hp Ava ilang masa."

"Gak," Tolak Melvi. Bintang dan Rio menatap wajah Ava yang sedang cemberut. Kasihan juga, begitu pikir mereka.

"Ponsel gue aja ya, Va." Bintang menyodorkan ponselnya, Ava menatap ponsel Bintang tanpa minat.

"Gak deh, Bin." Tolak Ava mentah-mentah. Bintang curiga dengan Ava, tak biasanya ada yang menolak tawarannya. Memang dia tak setampan Melvi. Namun, tak ada juga gadis yang bisa menolak dirinya.

"Ya udah Ava pergi deh, mau nyari cowok yang mau minjemin ponsel." Ava berjalan menjauh dari Melvi dan kawan-kawan.

Saat sudah lumayan jauh,

"Ava?" Mendengar namanya di panggil Ava menoleh ke belakang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MelVa (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang