Part 21

7.7K 477 60
                                    

Tolong vote sebelum membaca dan coment setelah membaca😘
Happy reading semoga suka🤗

~~~

Hari ini adalah hari penentuan kelulusan Ava, sedari pagi Ava sudah berdiri di depan cermin. Dia memutar tubuhnya beberapa kali, berkacak pinggang untuk melihat perutnya.

"Kenapa?" tanya Melvi saat melihat Ava bolak-balik di depannya, Melvi baru saja keluar dari kamar mandi. Ia membenarkan dasi berwarna merah maroon yang melingkar di lehernya.

"Perut Ava kelihatan kalau lagi hamil gak, Mel?" tanya Ava mendongak untuk menatap mata Melvi, perbedaan tinggi mereka cukup jauh. Ava memiliki tinggi 165 Cm, sedangkan Melvi 185 Cm.

"Enggak, Va. Baru dua minggu juga, kan?" Ava mengangguk, ia membenahi jas sekolahnya. Rok pendek kotak-kotaknya ia rapikan juga.

Melvi merangkul pundak Ava saat menuju ke ruang makan, anggota keluarganya sudah berkumpul untuk sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melvi merangkul pundak Ava saat menuju ke ruang makan, anggota keluarganya sudah berkumpul untuk sarapan.

"Bumil cantik banget sih," puji Lily saat melihat putrinya turun.

"Makasih Mama, tapi dari dulu Ava emang cantik," Riko yang mendengar ucapan Ava meliriknya sinis.

Dia berharap keponakannya nanti tak seperti Ava, sifatnya harus lebih baik dari Ava. Tapi jangan sampai seperti Melvi juga, yang ada dia bisa stroke karena sifatnya.

"Kenapa Abang mandang Dedek gitu banget?" tanya Ava heran, karena sedari tadi Riko menatapnya lekat. Entah apa yang aneh pada diri Ava, yang jelas gerakannya tak lepas dari mata Riko.

"Va, usahakan jangan manggil diri kamu sendiri Dedek, Abang jijik tahu, gak?!" tegur sekaligus tanya Riko.

"Enggak, lagian mulut juga mulutnya Ava. Sensi banget jadi orang," gerutu Ava pelan.

"Dek sarapan, Riko jangan berantem dulu. Ava lagi hamil," tegur Dimas sembari membalik koran bacaannya.

"Gak seru dong, kamu berencana hamil berapa bulan Dek?" Ava menoleh dan menatap Riko heran, tatapan matanya semakin tajam.

"Emang bisa kita nentuin, anak Ava lahir di bulan ke berapa?" tanya Ava bingung.

"Ya gak tahu, kamu kan aneh bin ajaib. Siapa tahu bisa,"

Melvi yang sudah jengah dengan perdebatan dua saudara tersebut berdiri dari duduknya, mendengar kursi di sampingnya berdecit Ava menoleh. Ternyata Melvi sudah selesai sarapan, ia segera menghabiskan susu khusus ibu hamilnya.

Sejak Ava hamil susunya berubah, ia sekarang minum susu untuk ibu hamil. Kemarin Melvi membeli rasa vanilla tapi Ava tak suka, lalu berakhir di tong sampah. Dan sekarang Ava meminum susu rasa coklat.

Menurut Ava vanilla rasanya aneh, berbeda dengan rasa coklat.

"Ayo berangkat, Va." Ava mengangguk, ia mengambil tasnya yang tersampir di badan kursi.

MelVa (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang