Part 25

6.2K 439 112
                                    

Maaf kalau ada typo🙏
Happy reading🤗

~~~

Keisya duduk dengan anteng di samping Ava, tapi alisnya bertautan saat melihat tatapan mata Livina tak lepas dari Alviano. Bahkan Alviano juga sesekali melirik Livina, melihat ada yang tak beres. Keisya menoleh ke arah Ava, ternyata bumil tersebut masih berkutat dengan bakso nya.

"Va capar lo kok ngelihatin laki gue gitu banget?" Ava menatap Keisya heran, kalau orang jawa menyebut kecambah adalah capar. Apakah yang di maksud Ava kecambah?

"Capar kecambah itu?" tanya Ava dengan bingung.

"Calon ipar anjir," dengkus Keisya keras.

"Melvi, Ica ngumpat tadi, nanti kalau anak Ava bar-bar nya kayak Ica gimana?" Keisya menatap Ava tajam, mulut sahabatnya lemes sekali. 

"Sayang," tegur Alviano dengan suara lembut, saat tatapan mata mereka bertemu Alviano menggeleng pelan.

"Kak Al percaya gitu aja sama omongannya Ava?" tanya Keisya kesal, Ava sudah tersenyum miring. Entah kenapa ia sangat suka membuat Keisya menderita. Mungkin itu keinginan anak nya, membuat Aunty nya sakit hati.

"Aku percaya dengan istriku," senyum Keisya mengembang mendengar jawaban Alviano.

"Jadi kamu sudah menikah dengan gadis ini, Vin?" tanya Livina, Alviano mengangguk dengan mantap.

"Kak Livi kenal sama suaminya Keisya?" tanya Ava, Livina tersenyum lembut dan mengangguk menatap Ava.

"Dia mantan kekasih Kakak waktu SMA," ucapan Livina membuat wajah Keisya terlihat mendung, Ava yang melihat itu semakin gencar menggoda Keisya.

"Saingan lo kei," goda Ava, Keisya hanya mendengkus kesal.

"Wih Kak Livi sama Kak Al pasti cocok, harusnya Kak Al sama Kak Livi aja. Daripada sama Keisya," Melvi menatap Ava dan menggeleng, sepertinya sifat Ava yang satu itu tak bisa berubah.

"Tapi saya jatuh cintanya dengan Keisya, istri saya Va," Keisya tersenyum sombong menatap Ava, ia mengibaskan rambutnya tepat mengenai wajah Ava.

"Sok banget lo, eh jadi Kak Al gak jatuh cinta dong sama Kak Livi dulu?"

"Ava," panggil Melvi lembut, tujuannya untuk menghentikan tingkat kekepoan Ava.

"Enggak, dulu saya kalah dalam taruhan. Dan tantangannya harus menembak Vina," wajah Livina memerah mendengar pengakuan Alviano.

"Harusnya Kak Al lebih cocok sama Kak Livi, Kak Al dulu panggilannya Vino, kan?" Alviano mengangguk sebagai jawaban.

"Nah Kak Livi kan panggilannya Vina, jadi pas Vina sama Vino," Alviano hanya tersenyum tipis, tatapan matanya bertemu dengan Keisya. Wajah muram Keisya membuat Ava semakin semangat mengejeknya.

"Kok lo bangsat sih Va!!" dengkus Keisya keras, Ava sudah tak dapat membendung tawanya.

~~~

Ava mengajak keisya ke samping rumah, mereka bercanda seperti biasa. Godaan-godaan mereka lemparkan seperti biasa, hanya bertujuan bercanda dan menghidupkan suasan. Tapi tiba-tiba tawa Ava terhenti berganti dengan ringisan pelan.

"Aish..." ringis Ava saat merasakan perutnya sakit, Keisya tak menggubris ringisan Ava. Ia kira Ava hanya berpura-pura, tapi semakin lama wajah Ava semakin pucat.

"Lo kenapa Va?" tanya Keisya khawatir, wajah Ava yang semakin pucat membuat Keisya kelabakan.

"Perut Ava sakit Kei, sakit banget." Keisya ikut menangis melihat air mata Ava yang berlomba-lomba turun.

MelVa (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang