Part 38

5.5K 475 239
                                    

Ada yang nunggu Melvi sama Ava? semoga banyak😂
Maaf kalau ada typo🙏
Happy reading❤

~~~

Ava sudah kembali dari Blitar, acara jalan-jalan mereka berlangsung lima hari. Dan sekarang mereka harus kembali ke rutinitasnya, Ava pulang kerumah mama dan papanya entah kenapa Melvi ngotot memboyong Ava kerumah Dimas. Yang jelas saat di tanya Melvi akan menjawab.

"Pengen ke rumah Papa," Ava hanya mengangguk dan ikut perkataan suami, ia juga sangat merindukan mamanya.

Di halaman taman belakang Ava sedang menanam bunga yang ia bawa dari toko bunganya, mawar pink adalah tanaman pilihan Ava. Di belakang rumah Lily belum ada bunga mawar pink, jadi Ava berniat menanamnya.

"Ini pupuknya, Va?" Tanya Melvi, tangannya mengangkat wadah yang berisi pupuk.

Ava menoleh dan mengangguk, ia menyeka keringat menggunakan punggung tangannya. Melvi yang melihat itu segera mengganti tangan Ava dengan tangannya, usapan lembut dari ibu jari Melvi membuat Ava memejamkan matanya.

"Ngapain Dek?" Tanya Lily, dia ikut jongkok di belakang putri dan menantunya.

"Menanam bunga, Mama habis nangis? Kok matanya bengkak?" Tanya Ava yang baru melihat wajah mamanya, sedari tadi Lily berada di kamar. Dan baru saat ini ia keluar, dengan matan bengkak dan hidung memerah lagi.

"Enggak Dek, tadi ada acara film yang buat Mama nangis. Kamu gak usah khawatir ya sayang," usapan lembut di kepala Ava membuat perempuan berusia sembilan belas tahun tersebut mengangguk.

Ava kembali tersenyum saat melihat papanya datang dengan jas masih melekat di tubuhnya, mungkin ia pulang untuk makan siang atau ada berkas yang tertinggal.

"Ma itu Papa," wajah Lily datar seketika mendengar perkataan Ava, ia bangkit dari jongkoknya.

"Mama kedalam dulu ya, Dek." Pamit Lily tanpa melihat anaknya, Ava mengangguk namun tanda tanya besar seakan terpatri di atas kepalanya.

"Papa sama Mama ada masalah?" Tanya Ava menatap wajah papanya, Dimas tersentak saat mendengar pertanyaan Ava.

"Enggak, mungkin Mama kecapek'an. Jadi ya gitu, Dek." Ava tak langsung percaya dengan ucapan papanya, Lily tak akan pergi meninggalkan Dimas tanpa sepatah katapun kalau mereka tak ada masalah.

"Masa sih, Pa? Tapi Mama kayak lagi sedih gitu. Ava gak akan maafin siapapun yang menyakiti hati wanita sehebat Mama." Tukas Ava dengan suara lantang, wanita yang berdiri di balik pintu penghubung antara taman belakang dan dapur menitihkan air mata.

"Kamu akan membenci Papamu saat tahu semuanya, Dek." Gumamnya menahan isak tangis.

Disisi lain, Arkan mengacak rambutnya frustasi karena permasalahan keluarganya. Dan hanya dia yang tahu, Andre saja tak tahu. Hatinya seperti di sayat saat mendengar tangisan mamanya, ia berusaha tegar dan tak terjadi apa-apa. Tujuannya untuk mengelabuhi kakak dan kedua adiknya, apalagi Ava sangat menyayangi mamanya.

"Kenapa Kak?" Tanya Riko yang baru datang, ia baru pulang kuliah. Bahkan tas dan jaket jins nya masih melekat di tubuhnya, akhir-akhir ini Riko lebih sering naik motor daripada mobil. Entah apa alasannya, hanya dia dan Ava yang tahu.

"Gak pa-pa, kamu sudah makan?" Tanya Arkan balik, Riko menggeleng ia ikut bergabung ke sofa bersama Arkan.

Alis Riko bertautan saat melihat wajah masam kakaknya, Riko tak pernah mau ikut campur urusan kakaknya. Entah itu Arkan ataupun Andre, mereka lebih dewasa dan tahu mana yang masalah pribadi dan mana masalah yang harus di bagi.

"Sudah. Kak Arkan kenapa sih?! Kayaknya punya masalah besar, wajah Kakak biasanya tenang! Lah ini masam dan kelihatan banyak masalah. Kita saudara harus berbagi masalah, Kak." Pungkas Riko yang tak bisa menutupi rasa penasarannya.

MelVa (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang