Part 32

6K 446 54
                                    

Maaf kalau ada typo🙏 jangan lupa vote sebelum membaca dan komen setelah membaca😘
Happy reading🤗

~~~

Ava dan Melvi pulang ke rumahnya sendiri, mereka akan memulai hidup mandiri lagi. Bahkan keputusan tersebut di dukung Ava, ia akan belajar dewasa mulai saat ini.

Dia bukan lagi remaja yang manja dan tak bisa apa-apa, Ava ingin membuktikan ke semua orang kalau Melvi tak salah menjadikannya seorang istri. Selain cantik ia juga punya usaha sendiri, bisa masak lagi. Kurang apa coba?

"Ini di taruh mana, Va?" Tanya Melvi, tangannya mengangkat tas Ava.

"Kamar, jangan di banting itu isinya make up. Nanti kalau sampai pecah, kamu Ava suruh ganti." Melvi mendengkus mendengar ancaman Ava, bukankah dari awal Ava kenal make up dan skincare semuanya Melvi yang membelikan.

Karena beberapa tahun lalu saat Ava ingin membeli skincare dan meminta uang kepada papanya, Melvi melarang semasa pacaran kebutuhan Ava seperti skincare dan make up semua yang membelikan Melvi.

Entah kenapa sedari pacaran, Melvi sudah merasa memiliki tanggung jawab terhadap Ava. Beruntung Ava yang menjadi istrinya, kalau sampai tidak. Rugi ia membelikan skincare dan perawatan tubuh lainnya.

"Mau masak?" Tanya Melvi saat melihat Ava mencuci bunga kol dan brokoli yang sudah di potong.

"Iya, hari ini bikin cah kembang kol sama brokoli gapapa, kan? Besok-besok Ava baru belajar bikin sayur yang lain." Melvi hanya mengangguk, ia tak masalah masakan apa saja yang penting buatnya di tambah bumbu cinta dari Ava. Semuanya terasa enak, pacaran lama dan sudah menikah baru kali ini Melvi merasa bucin sekali.

"Aku bantu apa?" Tanya Melvi, ia melangkah mendekat ke arah Ava.

"Tolong kupasin bawang bombay sama bawang putih, terus kupas wortel juga." Melvi mengangguk, ia menggulung lengan kausnya yang panjang sampai siku.

Mengambil pisau dan bahan yang Ava sebutkan tadi, Melvi mengupas beberapa bawang putih dengan gerakan pelan. Wajar kalau gerakan Melvi sangat kaku, ia tak pernah berurusan dengan dapur sebelumnya. Sekarang ia masuk dapur karna tak tega melihat istrinya masak sendiri.

"Melvi hati-hati, kaus kamu warnanya putih loh nanti kena getah bawang." Tegur Ava tanpa menatap Melvi, lelaki tampan tersebut hanya bergumam. Akhir-akhir ini Melvi sering memakai kaos panjang dengan lengan berwarna gelap sedangkan bajunya berwarna putih. Ava tak masalah tentang hal itu, Melvi terlihat semakin tampan dengan baju seperti itu.

"Terus ini di gimanain?" Ava menoleh dan tersenyum, kakinya melangkah ke arah Melvi yang duduk di meja makan.

"Biar aku yang potong, kamu tolong potongin bakso dan sosis yang ada di kulkas, ya."

Melvi mengangguk dan mengambil sosis dan bakso, lalu kembali duduk bersama Ava di meja makan.

Masakan Ava telah jadi, ia hanya memasak itu dan telur dadar. Melvi tak masalah yang penting makannya berdua, mulai sekarang Ava akan belajar berhemat. Karena ia dan Melvi sudah berjanji membeli sesuatu dengan hasil jerih payah mereka sendiri, hasil cafe dan toko bunga. Kalau masalah kuliah Melvi, itu masih di tanggung ayahnya.

Satu mangkuk cah brokili dan sepiring telur dadar habis. Entah enak atau memang lapar Melvi memakannya dengan lahap.

~~~

Malam hari Ava dan Melvi melakukan Q-time ala mereka, di temani potongan buah dan jus jambu kesukaan Ava. Sedangkan Melvi ia lebih suka air putih, makan buah dan air putih sudah cukup bagi Melvi.

MelVa (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang