Maaf kalau ada typo🙏
Happy reading, jangan lupa vote sebelum membaca dan komen setelah membaca😘------
Gadis yang sedang di tatap tajam oleh Ava menelan salivanya susah payah, saat akan mendekat ke arah Ava. Ia melihat lelaki yang memanggil Ava ada di belakang tubuhnya.
"Va? Kan aku udah bilang. Pulangnya habis mahrib, kenapa jam setengah enam sudah sampai rumah?" Ava membalikan badannya, ia melihat Melvi berdiri dengan sebuket bunga di tangannya. Penampilan Melvi sama seperti tadi, masih menggunakan kaos putih dan kemeja yang di gulung sampai siku.
"Kenapa? Kamu takut ketahuan mau dinner berdua sama cewek ini? Apa salah Ava, Mel? Kenapa kamu hianatin Ava?!" Teriak Ava kencang, tangannya memukul dada bidang suaminya dengan isakan semakin keras.
"Kamu ngomong apa sih, Va? Siapa yang hianati kamu?" Tanya Melvi bingung, sedangkan Ava sudah menangis dengan sesegukan.
"Terus meja, kursi pake di hias itu apa? Kamu mau makan malam romantis sama dia, kan? Udah jujur aja Ava males di bohongi, Mel." Melvi tersenyum saat melihat wajah frustasi di tambah rasa cemburu istrinya.
"Kamu lupa sekarang tanggal berapa?" Ava mendongak untuk menatap suaminya, ia mengangguk tanda benar-benar lupa.
Ava mengambil ponsel dari saku jaketnya, matanya melotot saat melihat tanggal delapan September. Dengan cepat Ava menghapus air matanya, ia segera menubruk dada bidang Melvi.
"Ava lupa," kekeh Ava dengan suara pelan, Melvi mengangguk dan mencium puncak kepala Ava.
"Gak pa-apa, ada aku yang selalu mengingatkan semuanya. Saat kamu lupa, ada aku pelengkapnya. Saat kamu salah jalan, ada aku penuntunnya. Saat kamu mulai goyah, aku akan menjadi pegangan kamu yang kuat kokoh dan tak tertandingi." Papar Melvi dengan suara pelan, bahkan terkesan seperti berbisik.
"Semen kali ah." Potong Riko saat Ava akan menjawab, sedari tadi Riko hanya mampu mengelus dadanya. Dia cukup prihatin dengan kehidupannya sendiri, kenapa hidupnya semenyedihkan itu.
"Abang ganggu, jadi yang mau makan malam siapa?" Tanya Ava yang masih menyandarkan kepalanya di dada bidang Melvi.
"Kita, aku dan kamu. Tapi rencananya gagal karena kamu datangnya terlalu cepat, bahkan aku baru beli bunga dan belum mandi." Riko memutar bola matanya malas, ucapan Melvi seperti racun di telinga Riko.
"Tumben lo ngomongnya panjang banget, gak takut kena pajak karena kepanjangan kalau ngomong. Biasanya dikit banget, gue kira diam adalah emas tapi sekarang gue salah, Mel. Orang pendiam dan dingin kek elo sekali ngomong romantis eneg jadinya, bikin asam lambung naik dan menyebabkan pengen muntah." Sela Riko sinis, ia terus memainkan ponselnya tapi bibirnya tak berhent bicara.
"Abang ganggu terus, pulang aja sana." Tukas UlAva dengan wajah masam, Riko mendengkus kesal. Saat akan pergi ia tak sengaja melihat ada dua gadis yang berada tak jauh dari mereka.
"Eh ini siapa? Cantik-cantik kok di anggurin." Goda Riko dengan senyum khas buaya. Melvi memutar bola matanya malas.
"Jiwa bajingannya masih ada ternyata," gumam Melvi pelan, namun melihat delikan mata Riko. Melvi yakin kakak iparnya mendengar ucapannya barusan.
"Diem, gak tahu Abangnya lagi usaha, ya? btw dia siapa, Mel?" Riko berjalan mendekat ke arah dua gadis yang di perkirakan seusia Ava dan Melvi.
"Ratih sama Luna, dia temen kuliah gue. Dia kerja di jasa pendekoran acara kek gini," jawab Melvi santai, tangan kirinya merangkul pinggang Ava sedangkan tangan kanannya di gunakan untuk mengenggam bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MelVa (After Marriage)
RomanceKehidupan Melvi dan Ava setelah menikah, tentang gadis manja dengan lelaki cuek dan dingin. Sifat manis yang melvi junjung tinggi, bukan hanya kata manis. Yang belum baca MelVa sebelum menikah baca dulu ya, biar gak bingung. Happy reading😘 Start=...