Part 47

5.4K 438 145
                                    

Maaf kalau ada typo🙏
Happy reading🤗 Terima kasih untuk yang sudah menunggu.

~~~~

Lily tersenyum sinis menatap Veronika yang duduk di sofa ruang keluarganya, hati istri mana yang tak sakit melihat perempuan lain ada di rumahnya dan itu suaminya yang membawanya. Dengan langkah pelan dan wajah judes, Lily duduk di sofa yang agak jauh posisinya dadi Veronika.

Dimas yang melihat istrinya baru datang tersenyum manis, ia menghampiri Lily dan duduk di samping istrinya. Merangkul pundak Lily guna menempelkan tubuh Lily pada dada bidangnya, bibirnya mencium pelipis istrinya berkali-kali. Ia sangat merindukan istrinya, merindukan semua apa yang ada di diri Lily.

"Kamu sehat sayang?" Tanya Dimas dengan suara lembut, Lily tersenyum dan mengangguk. Ia teringat pesan Saras, tak boleh tampak tak akur dengan Dimas di depan Veronika.

Tatapan mata Lily tak sengaja bertemu dengan Veronika, senyum iblis dari Lily keluar.

"Vero, perkenalkan nama saya Lily Alflanel Bagaskara. Nyonya Dimas fierton Bagaskara! Calon madu kamu kalau memang yang kamu kandung itu anak suami saya, tapi kalau bukan. Kamu tak jadi menjadi maduku, sebetulnya saya tak pernah menyalahkan salah satu dari kalian atas kejadian ini. Karena kesalahan ada di dalam diri kalian berdua, yang saya sayangkan untuk apa kamu menggoda suami saya? Karena dia kaya? Karena dia masih tampan di usianya yang menginjak kelala lima? Atau karena kamu memiliki dendam terhadap keluarga saya?" Tatapan tajam Lily membuat Dimas menghela napas pelan, istrinya masih sama seperti dulu saat marah.

Dan terakhir kali Lily marah saat Ava keguguran.

"Saya tak pernah menggoda suami anda Tante Lily, dia sendiri yang datang pada saya." Lily tersenyum miring, ia memperbaiki posisi duduknya.

"Oh ya? Seharusnya kamu memanggil suami saya Om loh, kalau kamu memanggil saya dengan sebutan Tante." Wajah Veronika pucat mendengar ucapan Lily, ia tak pernah tahu Nyonya Bagaskara semenakutkan ini.

Setahunya dari berita di luar, Nyonya Bagaskara memiliki hati yang lembut dan keibuan. Tapi saat ini, ia terlihat seperti monster yang siap menerkam mangsanya.

"Tante, sebenarnya Ava jijik mau menatap wajah tante. Tapi ini terpaksa bahkan Ava nahan mual saat melihat anda. Saya tak mau melabrak anda atau apapun itu, tapi saya hanya mau berbicara sedikit saja." Andre, Arkan, Riko, Ava dan Melvi datang secara bersamaan.

Tatapan mata mereka semua sama tajamnya, bahkan wajah Riko yang biasanya konyol kini flat. Tak ada senyum sama sekali, mungkin Riko sudah membenci perempuan di hadapannya.

"Apa Tante sudah puas menghancurkan keluarga Ava? Apa tante sudah puas bisa masuk ke dalam keluarga Ava? Tante itu tak lebih dari seorang benalu, Tante tak lebih dari seekor ulat bulu yang kegatelan sama suami orang. Kalaupun Tante ada dendam sama keluarga Bagaskara cara Tante seperti ini murahan." Ujar Ava sengit, Melvi yang ada di sampingnya sedari tadi mengusap bahu istrinya.

Melvi takut Ava kebablasan saat berucap, ia tengah hamil setiap ucapan yang keluar dari bibirnya tak boleh kata kasar.

"Veronika, perempuan malam yang tak sengaja di tiduri Papa dan bilang hamil anak Papa saya." Andre berdecih pelan, smirknya keluar saat melihat wajah pucat Veronika. "Bagaimana rasanya masuk kedalam keluarga Bagaskara? Apakah di sambut dengan suka cita atau di hina?"

"Kenapa saya di keroyok disini? Saya kira keluarga Bagaskara anaknya berpendidikan tinggi bisa menghargai orang. Ternyata saya salah, kalian sama saja." Arkan tertawa sumbang mendengar ucapan Veronika, tatapan matanya semakin tajam. Tangannya bersidekap di dada, senyum miring Arkan membuat Veronika bergidik ngeri.

MelVa (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang