Lily sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, Ava masih terus menangis. Pelukan hangat suaminya membuat Ava sedikit lebih tenang, wajah sayu serta matanya yang bengkak membuat Melvi tak tega melihatnya.
"Tidur ya, sayang. Dari tadi malam kamu belum tidur loh." Bujuk Melvi untuk kesekian kalinya, namun Ava tetap menggeleng pelan. Setelah sadar dari pingsannya Ava belum mau makan bahkan tidur juga tak mau.
"Sarapan, ya. Kita beli makan di kantin." Ava tetap menggeleng, Melvi kembali menghela napas untuk mengulur kesabarannya. Kedua tangan Melvi masih melingkar di pinggang Ava.
"Dek ini makan," Riko menyerahkan dua kotak nasi dengan isi ayam bakar, makanan kesukaan Ava dan Melvi.
Melvi membuka nasi kotak di depannya dengan susah payah, ia sedikit kesulitan karna ada Ava di pelukannya. Apalagi Ava menempel di dada bidang Melvi.
"Lepas dulu sayang, aku mau makan." Ava melepas pelukannya, ia bersandar di bantalan sofa ruang rawat inap Lily.
Melvi mengambil sekotak nasi tersebut, menyendokan nasi dan mengarahkan ke bibir Ava.
"Makan ya sayang. Nanti kamu sakit," bisik Melvi dengan suara lembut, Ava menggeleng pelan.
"Ava males makan, Mel. Bang Ava pengen makan bubur aja. Perut Ava sakit," Riko mendengar aduan Ava segera berlari ke arah sofa, ia memegang perut adiknya.
"Abang beliin sekarang, ya. Kamu tunggu disini." Ava mengangguk, ia menyandarkan kepalanya ke bahu Melvi. Memejamkan matanya sebentar yang terasa berat karena kurang tidur dan kebanyakan menangis.
"Mau makan ini gak?" Tawar Melvi sembari mengangkat kotak nasi di tangannya, Ava menggeleng pelan. Bahkan napas Ava belum beraturan karena flu dadakan yang di sebabkan tangisan Ava.
"Lepas dulu sayang, aku mau cuci tangan." Ava melepas tangannya yang melingkar di pinggang Melvi.
Satu jam sudah berlalu tapi Riko belum juga kembali. Karena Ava sudah lapar akhirnya ia berniat menyusul Riko.
"Nyusulin bang Riko yuk, Mel. Aku udah laper banget." Melvi mengangguk, ia berdiri dari duduknya dan menarik lengan Ava untuk berdiri juga.
"Pak kita mau keluar, jagain m
Mama." Pamit Melvi kepada pengawal Bayu yang sedang menjaga Lily.~~~
Sampai di kantin Ava tak melihat Riko, saat menengok ke kanan dan kiri matanya tak sengaja menangkap beberapa lelaki yang sangat Ava kenali. Mereka berada di taman belakang rumah sakit yang memang sepi, Ava berjalan mendekat ke arah empat lelaki yang tak lain adalah keluarganya.
Melvi mengikuti langkah Ava dari belakang, mereka berjalan tanpa menimbulkan suara. Ava benar-benar ingin tahu apa yang di bicarakan mereka, kenapa hanya Ava yang tak boleh tahu?
"Riko benar-benar kecewa sama Papa, apa salah Mama, Pa? Apa salah Mama?!" Riko terisak pelan, Ava masih terus memperhatikan interaksi keluarganya dari balik tembok yang berbatasan dengan kantin rumah sakit.
"Mama kamu gak salah apa-apa, Rik. Ini murni kesalahan. Kecelakaan. Papa gak bermaksud seperti ini." Jawab Dimas dengan wajah frustasi.
"Tapi anda sudah menyebabkan Mama kami masuk rumah sakit, apa pertanggung jawaban anda Tuan Dimas?" Desis Arkan dengan tatapan mata tajam, Andre bersidekap dada. Kepalanya berdenyut saat ini, apalagi melihat Riko berjongkok dengan tangis memilukan.
"Ini Papa, Kak. kamu kenapa manggil Papa dengan sebutan anda? Kamu sudah tak megakui Papa?"
"Sejak Mama menangis untuk pertama kalinya, saya sudah tak menganggap anda Papa. Hati saya sakit melihat cinta pertama saya menangis. Apakah anda tahu itu?!" Balas Arkan semakin tajam, tatapan tajam dari matanya tak lepas dari wajah lelaki paruh baya di depannya.
"Papa gak sengaja, Kak. Kalau Papa bisa pasti Papa tak akan melakukan hal itu." Gumam Dimas pelan, air matanya menetes di depan ketiga anak lelakinya.
"Oh ya? Pa, Andre dokter. Dan Andre tahu mana yang sengaja dan tidak. Papa fikir kita semua bodoh?!" Potong Andre saat Arkan akan menjawab, wajah Ava semakin mengisyaratkan tanda bingung.
"Papa yang udah menyebabkan Mama masuk rumah sakit, Papa yang udah bikin Mama koma dan menderita. Dimana hati Papa?!" Bentak Riko di akhir kalimatnya.
"Papa hanya minta izin menikah lagi, Bang." Belum sempat Dimas melanjutkan kata-katanya, Andre sudah membogem mentah wajah papanya.
"Papa kira hati istri mana yang tak sakit saat di pamiti suaminya akan menikah lagi? Papa gila?!" Murka Andre, untuk pertama kalinya Andre berani kurang aja pada Dimas. Bahkan sampai menghajarnya.
Sakit hati yang di rasakan mamanya tak sebanding dengan tonjokan tersebut, disisi lain tubuh Ava kaku mendengar ucapan papanya. Cinta pertamanya, lelaki yang membuat Ava percaya jika kesetiaan masih ada. Cinta tulus dan suci masih ada.
"Papa harus bagaimana, Kak? Dia hamil anak Papa sedangkan Papa juga sangat mencintai Mama. Dan satu hal, jangan bicara apapun kepada Ava. Dia masih terlalu kecil untuk memikirkan masalah ini." Ava sudah tak tahan bersembunyi, ia berjalan dengan langkah pelan ke arah saudara dan papanya.
"Ava sudah dengar semuanya, gak ada yang harus kalian tutupi." Sahut Ava di belakang tubuh ketiga kakaknya, Andre dan Arkan menoleh ke belakang tubuh mereka dengan wajah terkejut. Riko mendongak dan menggeleng pelan saat melihat wajah adiknya. Sedangkan tubuh Dimas sudah kaku, ia merasa jantungnya di tarik secara paksa.
"Pa, gak ada orang yang mencintai istrinya dan menghamili wanita lain. Gak ada lelaki yang mencintai istrinya dan tega bersenang-senang di atas ranjang dengan wanita lain, Ava sudah besar. Ava sudah memiliki suami, Ava tahu perasaan Mama." Gumam Ava memilukan, Arkan dan Andre mendongak untuk menahan air matanya.
"Ava kira mantan bajingan seperti Papa sudah tobat, tapi Ava salah. Sekali bajingan tetap bajingan, maaf kalau Ava tak sopan. Tapi Papa yang sudah membuat kita semua seperti ini, Papa yang sudah membuat Mama koma, papa yang sudah mematahkan hati Mama. Papa sudah membuat Ava sadar, lelaki terbaik Ava saat ini suami Ava. Bukan lagi Papa!" Air mata Ava terus mengalir, tatapan matanya kosong. Bibirnya bergetar di setiap kalimat yang keluar dari bibirnya.
"Papa pernah bilang Mama itu bidadari surga untuk Papa, Papa pernah bilang Mama itu segalanya untuk Papa. Papa pernah bilang bahwa mama wanita terhebat yang ada di mata Papa. Papa pernah bilang kalau gak ada yang bisa gantiin posisi Mama di hati Papa. Kenapa semua kata-kata yang selalu Ava percaya hanya bualan, Pa. Kenapa? Gak ada bidadari surga yang mau sama lelaki bajingan seperti Papa. Gak ada Papa! Papa bilang semua hati Papa untuk Mama, mana buktinya, Pa? Mana!!" Jerit Ava frustasi, tubuhnya ambruk di atas rumput taman. Tangan Ava menarik rambut panjangnya yang menjuntai ke tanah.
"Dek, daripada Papa menikah diam-diam dan selingkuh lebih baik Papa jujur untuk menikah lagi." Wajah terkejut Ava membuat Dimas meneguk ludahnya susah payah, kepala Ava menggeleng beberapa kali. Tangannya bergetar, sakit di perutnya ia tahan, dengan susah payah Ava berdiri dari duduknya.
Ava mendekat ke arah Dimas dengan tatapan mata terluka, tatapan mata Ava kosong membuat ketiga kakak dan suaminya khawatir.
"Oh begitu? Oke, Papa menikah lagi? Silahkan. Jangan salahkan Ava kalau mencari Papa baru. Pastinya lebih baik dari anda Tuan Dimas Fierton Bagaskara yang terhormat. Ingat ini Tuan. Sekuat apapun hati Mama dia punya titik lemah. Sehebat apapun Mama dia punya titik lelah, saat sudah tak sanggup menahan semuanya sendiri, saya akan membawa Mama pergi jauh dari kehidupan anda dan istri muda anda. Dan saat saya hamil dan punya anak nanti, kakeknya hanya Bayu Adreas Januarta. Bukan anda tuan Dimas, mantan cinta pertama saya. Terimakasih sudah menjaga Ava, jangan temui Ava lagi!"
Ava berjalan meninggalkan papa dan kakaknya, melihat adiknya berjalan menjauh lalu di susul ketiga kakaknya. Dimas melihat tatapan kecewa dari keempat anaknya hanya mampu menangis, kalau boleh memilih ia akan mengulangi kejadian itu. Ia tak akan tergoda dengan daun muda dan meminum-minuman itu.
~~~
Semua up cerita tergantung kalian, tergantung vote dan komennya.😘
Salam hangat dari author gigi kelinci.🐰03 November 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
MelVa (After Marriage)
RomanceKehidupan Melvi dan Ava setelah menikah, tentang gadis manja dengan lelaki cuek dan dingin. Sifat manis yang melvi junjung tinggi, bukan hanya kata manis. Yang belum baca MelVa sebelum menikah baca dulu ya, biar gak bingung. Happy reading😘 Start=...