Lingkungan perumahan tampak sepi. Andra hanya duduk di atas motornya dan memainkan ponselnya. Dia sedang menunggu Ale yang masih melakukan shalat tarawih di masjid. Sebenarnya, dia sama sekali tidak berencana untuk mengajak Ale keluar malam ini. Tetapi, dia merasa sangat bosan terus-menerus berdiam diri di rumah kost.
Beberapa orang mulai berjalan di jalan gang perumahan. Mereka tampak memakai mukena ataupun sarung. Sepertinya, shalat tarawih sudah selesai. Tidak lama kemudian, Andra melihat Ale sedang berjalan pelan dari kejauhan. Semakin lama, Andra semakin bisa melihat dengan jelas wajah Ale.
"Andra." Ale tampak terkejut melihat Andra sudah berdiri di depan pagar rumah. Sementara Andra hanya tersenyum simpul.
Dia lalu menyapa Papanya Ale yang berdiri di samping Ale.
"Malam, Om."
Papanya Ale tersenyum lalu mengajak Andra masuk ke dalam rumah.
"Temannya Ale di kantor?" tanyanya kemudian saat sudah di ruang tamu.
"Iya, Om."
"Asli Jogja?"
"Rumah saya di Solo, Om. Di sini kost."
"Oh, ya? Ini mau ngajak Ale buka puasa bersama?"
Andra terdiam. Dia tidak tahu apakah harus menjelaskan kalau dia tidak menjalankan ibadah seperti yang dilakukan Ale.
Sebelum Andra sempat menjawab, Ale sudah menjawab duluan. "Kami hanya mau ngopi saja, Pa. Aku ganti baju dulu, ya."
Ale buru-buru masuk ke dalam kamar. Sementara Andra memilih untuk tersenyum tipis.
"Sering-seringlah main ke sini biar Ale tidak kesepian," ucap Papanya Ale sebelum akhirnya beranjak meninggalkan Andra sendirian di ruang tamu. Andra hanya mengangguk saja, menjawab ucapan Papa.
Sesuatu terbersit kemudian di dalam pikirannya, jika menurut Papanya saja, Ale itu sering kesepian, berarti Ale memang tidak mempunyai kekasih ataupun calon suami. Lalu, rumah yang ada di feed instagramnya itu rumah siapa? Apakah itu berhubungan dengan luka yang selalu Ale sembunyikan? Pria yang beberapa hari lalu dia pakai bajunya? Semakin banyak pertanyaan yang berkelebat di pikiran Andra.
"Kita berangkat sekarang?" Suara Ale menggugah Andra. Dia lalu beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju motornya.
"Enggak apa-apa ini kita motoran?" tanya Andra sambil mengulurkan helm. Dia sengaja membeli helm beberapa hari yang lalu untuk Ale.
"It's okay. Ini kan malam jadi aku enggak bakal kepanasan." Ale memakai helm bogo yang diulurkan Andra lalu naik ke boncengan motor.
Andra menyalakan mesin motornya dan mulai melajukannya keluar lingkungan perumahan. Dia hanya ingin mengajak Ale ke kafe langganan. Alasan utama dari ajakan ini adalah Andra sudah merindukan Ale meski hanya berjeda sabtu dan minggu mereka tidak bertemu. Dia terlalu tidak sabar untuk menunggu senin. Semakin lama, Andra semakin menyadari jika Ale sudah memenuhi pikiran dan hatinya.
-00-
"Tumben kamu ngajakin aku keluar?" tanya Ale saat mereka sudah duduk berhadapan di meja pojok kafe. Dua cangkir kopi latte juga sudah terhidang di meja.
"Bosan di kost. Banyak mahasiswa yang libur jadi rumah kost juga sepi."
Ale hanya mengangguk-angguk saja.
"Kamu ngira nya aku kangen sama kamu?" celetuk Andra yang langsung membuat Ale tertawa.
"Aku tidak pernah berpikir begitu. Atau mungkin itu yang ada di pikiranmu sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Sky Different World
RomancePernahkah kalian merasakan jatuh cinta pada seseorang yang memiliki keyakinan yang berbeda denganmu? Kisah ini menceritakan dua hati yang saling bertemu namun sulit untuk bersama karena mereka pergi ke tempat ibadah yang berbeda. Tidak hanya tentang...