Stasiun masih tampak lengang pagi ini. Ale duduk di ruang tunggu. Dia menoleh pada jam tangannya. Sudah pukul 7. Seharusnya, kereta itu sudah datang. Terdengar pengumuman dari pengeras suara kalau kereta dari Jakarta akan segera datang. Bibir Ale tersenyum. Akhirnya, orang yang ditunggu-tunggunya datang. Selanjutnya mulai terdengar peluit kereta dan kereta akhirnya berhenti. Ale beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati pintu keluar penumpang. Beberapa orang tampak mulai turun dari kereta. Hingga akhirnya, pandangannya terhenti pada seorang laki-laki yang juga sedang menatapnya. Untuk beberapa saat mereka hanya bisa saling menatap dalam diam, bahkan ketika orang-orang mulai menyusup diantara jarak pandang mereka. Perasaan yang terpendam selama bertahun-tahun menyeruak lagi. Apakah ini rasanya membuka kembali perasaan yang sudah terkubur? Apakah ini rasanya ketika kamu tahu kalau ternyata cinta yang kamu kubur itu masih ada dan berakar di dalam hati?
Hingga, perasaan menggebu-gebu itu tercerai-berai saat mata Ale juga menemukan seorang perempuan yang berjalan mendekati laki-laki itu. Perempuan itu lalu mengapit lengan laki-laki itu dan tersenyum manis padanya. Setelah itu, tidak ada lagi pandangan dari laki-laki itu. Untuk beberapa saat, Ale berusaha mencerna pemandangan itu. Dia pun akhirnya sadar, laki-laki itu sudah pergi darinya sejak pertama kali dia meninggalkannya di stasiun ini. Seseorang yang sudah pergi tidak akan mungkin tiba-tiba kembali. Ale seharusnya menyadarinya sejak pertama kali melihatnya lagi.
"Kamu sedang melihat apa, le?" Ale terkejut saat seseorang menyapanya. Dia mengalihkan pandangannya dari laki-laki tadi.
"Ah, tidak." Ale segera mengapit lengan orang yang berdiri menjajarinya dan mengajaknya pergi dari stasiun.
"Kamu yakin tidak apa-apa? Kamu bahkan mengabaikan lambaian tanganku tadi?"
"Aku baik-baik saja. Kamu sendiri kenapa tiba-tiba naik kereta sih? Biasanya juga naik pesawat." Ale yang sekarang mengomel dan membuat orang di sebelahnya tertawa.
"Karena aku ketinggalan pesawat kemarin. Dan aku sudah tidak sabar bertemu dengan istriku dan little Ale, jadi aku memilih naik kereta malam."
Ale tertawa mendengarnya. Dia kemudian menggelayut manja pada orang yang sedang merangkulnya. Di saat yang sama, ingatannya berusaha menghapus kisah pertemuannya tadi dengan Andra. Dia terus berusaha mengingatkan dirinya kalau Andra bukan lagi bagian hidupnya. Dia sudah memiliki laki-laki yang sangat mencintainya melebihi apapun. Selalu menemaninya bahkan di saat terburuknya. Tanpa lelah dan tanpa mengeluh. Laki-laki yang pada akhirnya menjabat tangan Papanya dan mengucapkan ijab qabul satu tahun yang lalu.
"Aku mencintaimu, Abimana. Papanya little Alessandra." Ale mengucapkannya pelan sembari mengelus perutnya yang sudah membesar karena usia kandungannya yang sudah tujuh bulan.
Matahari cerah pagi ini. Secerah senyum Ale pagi ini.
-00-
Untuk semua pembaca, terimakasih sudah setia mengikuti kisah Ale, Andra, Bara dan Abimana.
Same Sky Different World ini adalah proyek tetralogy. Masih akan ada tiga novel lanjutan setelahnya. Satu proyek lanjutan berjudul 'One Day We Had' sudah diupload.
Silakan dibaca, sambil menunggu jawaban dari Epilog di atas.Sekilas tentang One Day We Had adalah kisahnya si Bara. Alasan kenapa dia memilih meninggalkan Ale. Alasan kenapa Ale sangat membenci Bara. Dan alasan Bara kembali lagi pada Ale.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Sky Different World
RomancePernahkah kalian merasakan jatuh cinta pada seseorang yang memiliki keyakinan yang berbeda denganmu? Kisah ini menceritakan dua hati yang saling bertemu namun sulit untuk bersama karena mereka pergi ke tempat ibadah yang berbeda. Tidak hanya tentang...