26. Harapan dalam Doa

231 31 2
                                    

Mobil bergerak melambat karena jalanan yang padat. Ale tidak peduli itu. Dia justru berharap jalan akan semakin padat sehingga perjalanan ini akan berlangsung lama. Pandangannya tertuju pada laki-laki di sebelahnya yang sedang fokus menyetir. Sejak tadi, Ale hanya memandanginya saja, sembari bersandar pada sandaran kursi mobil. Dia mengamati setiap jengkal wajahnya. Mata yang indah, alis yang tebal dan rahang yang tegas. Hidungnya mancung, sementara bibirnya sedikit gelap karena terkadang dia suka merokok. Lebih dari semua itu, laki-laki ini memiliki hati yang luar biasa dan bisa membuat Ale berani membuka hati lagi. Bahkan, sekarang perasaan itu semakin mendalam di hatinya.

"Kenapa sih le dari tadi lihatin terus?" tanya Andra masih dengan pandangan fokus pada jalan.

Ale tersenyum. "Aku sedang melihat laki-laki luar biasa di depanku."

Andra tertawa mendengarnya. "Nanti kepalaku membesar."

"Aku mengatakan yang sebenarnya, kok." Sahut Ale. Kemudian, Ale merasakan tangannya digenggam. Di saat yang sama, dia merasakan sebuah aliran hangat merasuki dirinya. Seperti itulah rasanya bersama Andra. Dia merasakan kehangatan bahkan saat hatinya membeku. Dia merasakan kenyamanan ketika dia merasa sangat gelisah. Dan dia merasa menjadi perempuan paling dicintai dengan perhatian yang diberikan Andra selama ini. Semua itu adalah alasan kenapa dia memilih menerima cintanya, meski dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi nanti.

"Kamu mau jalan-jalan besok?" tanya Andra kemudian.

"Kemana?"

"Mangunan, mungkin."

"Bagaimana kalau di rumahku saja? Kita bisa nonton film bareng."

"Oke." Andra menyetujuinya. Baginya, asalkan bersama Ale. Setiap waktu menjadi waktu yang paling berharga dan harus dimanfaatkannya. Dia menyadarinya beberapa hari yang lalu, ketika Ale menghampirinya di rooftop kantor, tanpa mengatakan apapun, cukup dengan menggenggam tangannya dan membiarkannya bersandar. Andra sadar kalau Ale adalah perempuan yang dibutuhkannya. Perempuan yang selalu ada di sampingnya, meski Andra yakin kalau Ale pasti memiliki banyak pertanyaan dengan perubahan sikapnya.

"Le..."

"Hmm?"

"Terimakasih karena kamu ada di sampingku." Sudut bibir Andra tertarik ke samping. Genggaman tangannya semakin erat.

Ale tersenyum. Hatinya merekah mendengarnya. Meski masih ada begitu banyak pertanyaan tentang apa yang sedang disembunyikan Andra, tetapi dia berusaha untuk tidak mempedulikannya. Andra mungkin membutuhkan waktu. Dan Ale yakin kalau Andra sedang memikirkan jalannya.

-00-

Suara Keira Knightley yang sedang memerankan Elizabeth Bennet dalam film 'Pride and Prejudice' menggema di dalam ruang tengah. Dia sedang beradu argumen dengan Mr Darcy, pemeran utama prianya. Kenapa Ale memilih film ini untuk ditonton bersama Andra? Karena dia sangat menyukai film ini. Bagaimana seorang laki-laki tertutup seperti Fitzwilliam Darcy malah memilih membuka diri dan hatinya untuk mencintai perempuan biasa seperti Elizabeth Bennet.

Ale merasakan tangan Andra menyentuh rambutnya dan mengelusnya lembut. Dia merasa sangat nyaman seperti ini. Tidur di pangkuan Andra dan menikmati film kesukaannya. Seperti ini lebih nyaman daripada harus keluar rumah.

"Kamu pasti tergila-gila dengan Mr Darcy?" tanya Andra setelah film selesai.

Ale mendongak, menatap Andra. Dia masih pada posisi tidur di pangkuan Andra. "Mr Darcy hanya fiktif. Ada seseorang yang lebih nyata di depanku." Ale mengulum senyum saat mengatakannya. Pandangannya tertuju pada Andra yang juga sedang menatapnya. Tatapan itu kemudian menjadi semakin dekat, hingga terus mendekat dan dia bisa merasakan bibir Andra menyentuh bibirnya. Sekilas, namun terasa sangat dalam.

Same Sky Different WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang