Bab 3 : Geng Ulat?

7.6K 873 41
                                    

Jingga benar-benar menjemput Clara di rumahnya. Sesampainya di kafe. Cukup banyak pelanggan yang datang di hari pertama buka. Sera bahkan belum pulang.

"Kamu temui temenmu dulu, unnie mau ketemu temen unnie yang pemilik kafe ini." Ucap Jingga sambil masuk ke sebuah ruangan yang khusus untuk pemilik dan karyawan.

"Siap Unnie." Clara menghampiri Sera dan ikut bergabung dengan teman Sera yang lain.

Clara mencari Nuca yang sedang mengantar minuman pada meja nomer 12 yang terlihat centil sama Nuca.

"Gak usah cemberut gitu. Aku dari tadi lihat Nuca di deketin cewek-cewek biasa ajah tuh." Ucap Sera yang langsung mengerti Clara.

Jingga kembali dengan seorang pria dengan pakaian kasualnya. Dia memakai hem kotak biru dan di dalamnya kaos putih. Jingga memperkenalkan Clara pada temannya.

"Dimas." Sapa pria tersebut. Clara bisa menilai kalau laki-laki yang dikenalinya adalah laki-laki yang lembut.

"Clara. Kak Dimas Ganteng." Ucap Clara tanpa sungkan. Dimas hanya tersenyum malu.

"Terima kasih Clara. Senang bertemu denganmu." Ucap Dimas masih dengan senyuman manisnya. Clara hanya mengangguk senang.

"Eh kak Dimas itu karyawan kakak?" Tunjuk Clara pada Nuca.

"Iya namanya Nuca. Kamu kenal?"

"Dia teman kelasku sebangku lagi." Ucap Clara begitu senang bahkan cukup nyaring mungkin Clara sedang menyindir gadis-gadis yang sedang merayu Nuca tapi malah diabaikan oleh Nuca.

"Oh ya?" Tanya Dimas tidak percaya. "Kalau begitu sering-sering ke sini biar itu anak sedikit tersenyum."

"Laksanakan." Clara berucap layaknya seorang prajurit yang mendapat perintah dari komandannya.

Dimas tersenyum senang dia mengacak rambut Clara spontan.

Untuk beberapa saat Clara lupa akan kedatangannya kesini. Dan dilain sisi ada sepasang mata tajam yang melihat interaksi Clara dengan Dimas.

Jingga dan Dimas pergi ke tempat meja lain. Berkumpul dengan teman yang sebaya dengannya.

Setelah Dimas pergi dari Clara, Nuca menghampiri meja Clara. "Mau pesan apa?" Tanya Nuca.

Clara mengamati buku menu tersebut dan menyebutkan nama minuman yang dipesannya.

Setelah memesan minuman Clara mengamati interior kafe ini. Nama kafe ini adalah D Kafe. Kafe ini memang di khususkan untuk anak sekolah dan kuliahan. Para Karyawannya kebanyakan mahasiswa dan siswa yang ingin mempunyai penghasilan tambahan. Di sini juga ada menu ice cream. Clara bisa mengajak Chaca kesini.

Sewaktu mengamati kafe, Clara melihat dari pintu masuk datang segerombolan cowok. Clara mengamati cowok tersebut sepertinya itu adalah cowok yang bersaing dengan Nuca waktu balap motor liar. Clara mudah mengingat wajah seseorang meskipun hanya sekali bertemu.

Mereka ada tujuh orang. Mereka datang dengan seenaknya dan mau dilayani hanya dengan Nuca seorang. Nuca datang dengan gentle. Nuca sepertinya tidak malu dengan pekerjaannya dia tidak malu menampakan pekerjaannya pada musuhnya.

Nuca bersikap profesional meskipun segerombolan cowok tersebut sering mengoloknya. Nuca tidak peduli.

Ketua geng musuh tersebut sepertinya kesal karena Nuca mengabaikannya. Ketua geng tersebut ingin mengambil minuman yang sudah dianterin Nuca. Seperti bisa membaca gerak-gerik ketua geng tersebut Nuca terlebih dahulu mengambil gelas lain dan seketika menyiramnya pada wajah ketua geng tersebut.

Clara tertawa melihatnya. Hanya Clara yang tertawa yang lain tidak. Sedangkan Jingga sedang mengamati dari kejauhan. Dimas sedang masuk ke dalam ruangannya.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang