Bab 27 : Permintaan yang Menyakitkan

6.6K 817 165
                                    

Nuca tersenyum lega setelah seharian ini dia bisa menyelesaikan masalahnya yang dulu dan bisa fokus dengan gadis yang dia miliki saat ini. Nuca merasa bersalah karena tidak bisa berkata jujur kepada Clara. Nuca hanya ingin Clara tidak tahu tentang masa lalunya. Karena masa lalunya sekarang sudah selesai dengan cara baik-baik.

Seharian ini dia menemani Cindy. Sahabat Nuca, Della serta Marsha. Meskipun hanya Marsha yang sepertinya masih menjaga jarak. Mereka sempat renggang karena sebuah permasalahan cinta yang tak berujung. Cindy ingin meluruskan semuanya, ingin bersahabat kembali dengan Nuca sekaligus ingin ziarah bersama ke makam Della.

Malamnya Nuca mengantarkan Cindy ke bandara. Cindy jauh-jauh dari Semarang hanya ingin bertemu dengan Nuca dan ingin bersahabat kembali dan jika Cindy ingin berkunjung lagi Nuca akan mengenalkan Clara pada Cindy.

Nuca tidak mengabari Clara begitu juga dengan Clara. Hari ini keduanya tidak bertukar kabar sehingga membuat Nuca merindukan Clara.

Nuca akan pergi ke rumah Clara dan menyuruhnya untuk keluar sebentar agar bisa melihat wajah gadisnya. Meskipun Nuca dengan tega akan membangunkan Clara dari tidurnya.

Sebelum sampai ke rumah Clara Nuca masih sempat melihat banyaknya pengawal yang berada di rumah Clara keluar dengan tergesa-gesa memasuki mobil yang akan mereka tumpangi. Ada tiga mobil hitam yang melajukan mobilnya. Membuat Nuca bertanya-tanya apa ada sesuatu yang terjadi?

Rumah Clara terlihat sepi. Karena hanya ada beberapa pengawal dan seorang pelayan tua yang sedang berjalan. Nuca segera menghentikan motornya dan berlari mengejar pelayan wanita tua tersebut.

"Bibi?" Panggil Nuca membuat wanita tersebut menoleh dan nampak terkejut melihat Nuca. Melihat reaksinya Nuca semakin dibuat penasaran dengan apa yang terjadi.

"Kok rumahnya sepi, apa penghuni rumah ini keluar semua?" Tanya Nuca sambil melihat ke sekeliling rumah besar dan luas tersebut.

Wanita tersebut mengangguk. "Kalau Clara ada?" Sambung Nuca.

Wajah wanita tersebut berubah sedih. Dia melangkah mendekati Nuca. "Aden tidak tahu apa yang terjadi sama Nona Clara?"

Perasaan khawatir dan gelisah dan takut kini menghampiri Nuca. Pelayan tersebut melihat wajah Nuca yang kebingungan.

Wanita tua tersebut akhirnya menceritakan semua yang terjadi pada Clara dan bagaimana keluarga Clara sedang mencarinya dan akan membuat perhitungan dengan Nuca.

Setelah bertanya dimana Clara dirawat Nuca bergegas membawa motornya dengan kencang. Dia tidak peduli dan takut akan keluarga Clara yang akan menghabisinya. Nuca hanya ingin melihat wajah Clara saat ini. Apa dia baik-baik saja saat ini?

Rasa takut kehilangan muncul lagi. Nuca tidak mau kehilangan orang terkasihnya lagi. Cukup mama dan Della saja jangan Clara yang juga harus pergi meninggalkannya.

Setelah sampai di rumah sakit yang dituju. Nuca langsung berlari menuju kamar inap Clara. Menambrak beberapa orang yang juga berpapasan dengan dirinya tanpa sempat untuk meminta maaf.

Nuca langsung membuka pintu tersebut tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Wajah yang pertama kali di tangkap Nuca adalah wajah Clara yang terpejam. Ada begitu banyak bekas luka di wajah cantik Clara.

Calvin yang masih berada di kamar Clara langsung tersulut amarahnya dia mendekati Nuca dan mendorongnya untuk keluar ruangan. Kakak kembar Clara, Chandra beserta kakek buyutnya ikut keluar.

"Berani juga lo yaa, datang kesini gue kira lo bakalan ngumpet." Hardik Calvin.

"Lo salah paham. Gue ngerti lo benci banget sama gue. Tapi izinin gue ketemu Clara setelah itu lo boleh hajar gua sampe sepuas lo." Ucap Nuca tegas.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang