Bab 15 : Give Me a Reason

6.4K 920 83
                                    

Clara menuruni tangga dengan riang bahkan dia bersenandung menyanyikan lagu kakaknya sendiri lalu berpindah kepada lagu milik ayahnya. Clara berjalan menuju meja makan dimana semua orang sudah berkumpul semua. Mereka ingin melihat Nuca yang menjemput Clara.

"Pagi semua." Sapa Clara ceria. Semua keluarga menjawab sapaan Clara dan tersenyum padanya. Syesil hanya geleng-geleng kepala melihat putrinya yang sedang kasmaran.

"Lo seneng karena mau di jemput si Nuca itu?" Tanya Calvin.

Clara hanya mengangguk senang.
Hermawan tersenyum hangat melihat Clara yang begitu senang hanya karena Nuca yang menjemputnya. Hermawan sudah menyelidiki siapa Nuca. Dan Hermawan berharap semoga buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.

Bukan hanya Hermawan saja yang menyelidiki siapa Nuca tapi setiap anggota mempunyai orangnya masing-masing yang bertugas untuk menyelidiki sesuatu. Saga dan Sean hanya saling berpandangan. Karena mereka sudah mengetahui siapa Nuca sebenarnya. Hanya Calvin seorang yang tidak menyelidiki siapa Nuca. Menurutnya itu menandakan kalau Nuca lebih hebat dari Calvin sampai harus diselidiki segala.

Pagi itu keluarga Wijaya sarapan dengan tersenyum bahagia. Bahagia karena melihat seorang princess yang sedang dilanda asmara yang membuat orang di sekitarnya juga merasakan kebahagiannya. Clara makan dengan lahap takutnya dia belum selesai makan ketika Nuca datang menjemputnya.

"Clara pelan-pelang dong makannya." Tegur Syesil. Clara hanya cengengesan mendengar teguran Syesil. Clara selesai lebih cepat dari yang lainnya. Tepat dia selesai meneguk minuman susu coklatnya dia mendapat pesan dari Nuca.

Nuca
Sorry, Gue gak sekolah hari ini.

Satu kalimat yang mampu menghancurkan senyuman Clara dalam sekejab menjadi sebuah wajah yang di tekuk.

Clara membalas pesan Nuca tapi tak kunjung di balas. Clara bertanya kenapa dia tidak mau ke sekolah. Clara mencoba menelepon Nuca tapi nomernya sudah tidak aktif. Clara menatap anggota keluarganya dengan sedih.

"Kenapa si Nuca gak bisa jemput lo?" Tanya Clavin.

Clara hanya menatap Clavin tanpa menjawab pertanyaannya.
"Ck, cowok yang gak bisa menepati janjinya." Ucap Calvin sambil memakan buah apelnya.

"Memangnya Nuca kenapa gak bisa jemput?" Tanya Hermawan.

"Gak tahu, Nuca juga katanya gak mau sekolah dia gak bilang kenapa. Clara telpon malah gak aktif."

"Pasti dia bolos. Baru jadi anak baru udah bolos ajah." Sindir Calvin.

Kini Clara menatap Calvin dengan pandangan tajam. Calvin lalu mendapat sebuah pukulan di pundaknya yang tak lain ia dapatkan dari Syesil. Calvin tersadar karena ekspresi wajah Clara yang menjadi marah.

"Eh, sama abang ajah yuk berangkatnya." Ajak Calvin mencoba untuk membuat Clara melunak.

"Enggak." Ketus Clara.

"Clara berangkat sekolah dulu."  Ucapnya sambil berpamitan pada kedua orang tuanya lalu kakeknya dan kedua kakak kembarnya.

Saga dan Sean berdiri bersamaan mereka saling tatap dan berjalan dengan tujuan yang sama yaitu membujuk Clara agar bisa diantar oleh salah datu dari mereka.

"Clara." Panggil mereka kompak.

Clara berbalik dengan wajah masamnya. Perbedaan yang sangat jauh dengan Clara yang ceria tadi. Hanya Nuca yang bisa membuat Clara senang dan sedih dalam waktu yang hampir bersamaan.

"Mau Mas anter?" Ucap Saga.

Clara hanya menggeleng.

"Atau sama kakak?" Tawar Sean.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang