Nuca membawa Clara ke sebuah pinggir danau. Tapi setelah menemukan tempat duduk Nuca meninggalkan Clara dan pergi entah kemana. Ada banyak orang yang juga berkunjung hari ini terlebih ini sudah menjelang sore. Clara duduk sendiri di sebuah kursi melihat ke seluruh penjuru, melihat kepada orang yang juga sedang berkencan dan ada juga pasangan suami istri yang sedang bermain dengan putranya.
Pasangan suami istri tersebut duduk berlawanan arah sedangkan putra mereka berada di tengah-tengahnya. Mereka menjahili putra mereka dengan melempar bola kecil ke papa dan mamanya secara bergantian jika sang bayi sudah dekat dan ingin mengambil bola tersebut. Hal yang lucu bagi Clara sehingga membuat Clara tersenyum senang melihatnya.
Mata Clara menangkap sosok laki-laki tinggi yang berjalan mendekatinya dia membawa dua ice cream di tangannya.
"Pegang." Ucap Nuca setelah sampai di depan Clara.
Nuca tidak langsung duduk di samping Clara melainkan dia membungkukan badannya dan berjongkok di hadapan Clara. Nuca membetulkan ikatan tali sepatu Clara yang terlepas.
"Eh kok aku gak tahu." Seru Clara menunduk melihat apa yang dilakukan Nuca dengan sepatunya.
"Karena lo sibuk ngelihatin keluarga kecil itu." Ucap Nuca tanpa melihat pada Clara dia fokus pada ikatan tali sepatu Clara. Nuca juga membetulkan ikatan tali sepatu Clara satunya yang ternyata sudah longgar. Nuca mengeratkan ikatan tersebut agar tidak terlepas lagi.
Clara hanya mampu tersenyum jika Nuca perhatian padanya meskipun kesan dinginnya tidak luntur. Setelah selesai Nuca berdiri dan duduk di samping Clara mengambil satu ice cream dan membukanya lalu di berikan lagi pada Clara.
"Aku bisa buka sendiri." Ucap Clara yang tidak di gubris oleh Nuca. Dia membuka ice creamnya sendiri dan memakannya.
Clara hanya cemberut karena Nuca tidak mengubrisnya padahal barusan Nuca bersikap manis.
Keduanya memakan ice cream dalam diam dengan pandangan yang sama yaitu sebuah keluarga kecil yang sedang berbahagia.
Clara hanya bisa ikut tertawa layaknya kedua orang tua bayi tersebut karena tingkah putranya begitu menggemaskan Sedangkan Nuca memang tersenyum tapi dia teringat akan masa lalunya setidaknya dia dulu pernah merasakan seperti itu.
"Maaf permisi." Sapa seorang pria berkulit sawo matang dengan memegang sebuah kamera.
"Maaf saya memotret tanpa izin tadi." Ucapnya sambil menyodorkan sebuah hasil foto yang menggambarkan waktu Nuca sedang mengikat tali sepatu Clara.
"Wah bagus." Seru Clara takjub dengan hasil jepretan foto pria tersebut.
Nuca juga melihat pada foto tersebut dan memiliki pendapat yang sama dengan Clara. Nuca ingin memberikan sejumlah uang pada fotographer tersebut. Karena Nuca berpikir bahwa pria tersbeut bekerja sebagai tukang foto keliling.
"Oh tidak usah. Saya suka memfoto jadi kalau tidak keberatan saya akan mempostingnya di akun saya. Karena diantara foto saya hari ini yang paling bagus foto kalian berdua."
Nuca dan Clara saling berpandangan. Seakan mengerti dengan tatapan Nuca, Clara mengizinkan pria tersebut untuk mempostingnya di akun sosial medianya. Dan berjanji akan men-tag keduanya.
Setelah pria tersebut pergi Clara masih memerhatikan foto tersebut. "Ini untuk aku yaa?" Pinta Clara pada Nuca.
Nuca hanya tersenyum dan mengangguk pada Clara. "Lain kali kalau papa atau nenek gue ngajak bicara sama lo jangan mau."
"Memangnya kenapa?" Tanya Clara khawatir takut membuat Nuca kesal seperti halnya tadi.
"Gue benci mereka." Ucap Nuca singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Youngest Sister
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA! SEQUEL THE BEAUTIFUL CEO (CERITA PUTRI BUNGSU SYESIL DAN CHANDRA) #2 acak (23 Juni 2020) #1 ceritapendek (08 Oktober 2020) Adinda Pradipta Clara Wijaya putri bungsu dari seorang artis ternama dan bermulti talenta Pradipta C...