Clara memusatkan perhatiannya demi mencari seseorang yang baru dikenalinya. Dia mencari Nuca. Clara sudah mencari ke kantin tapi tidak ada. Di perpus juga tidak ada.
Sera yang mulai kelelahan karena mengikuti Clara. "Nuca kemana yaa?" Tanya Clara mengabaikan Sera yang ingin memakan Clara bulat-bulat.
"Aduh Ra kamu ngapain sih cari anak baru itu?" Gerutu Sera sambil memukul kedua lututnya. Tadi malam sudah kejar-kejaran dengan para bodyguard sekarang malah lari-larian karena mencari anak murid baru.
"Takutnya Nuca hilang."
"Ya ampun Ra Nuca udah gede." Ucap Sera tidak percaya dengan apa yang diucapkan sahabatnya barusan.
"Tapi kan dia anak baru dia belum tahu seluk beluk sekolah ini. Siapa tahu dia ke kunci di gudang." Ucap Clara sambil mencari sosok Nuca di antara murid-murid yang berkumpul di lapangan.
"Imajinasimu bagus sekali." Sindir Sera.
Clara menjentikan jarinya. Seperti mendapatkan ide brilian. "Oh, di taman belakang." Serunya sambil berjalan meninggalkan Sera. Sera kembali mengejar Clara yang sudah duluan pergi ke taman belakang sekolah.
Clara berjalan ke arah belakang taman sekolah tempat yang jarang di datangi oleh murid-murid lain. Sebenarnya ini taman indah sekali dan tidak ada cerita mistis yang terjadi. Hanya taman ini terlalu menjorok dan tempatnya sedikit jauh dari gedung kelas jadi untuk kembali ke kelas akan cukup jauh jika bel masuk sudah berbunyi. Sehingga mungkin murid-murid yang lain malas untuk datang ke sini.
Insting Clara tepat ternyata Nuca ada di taman tersebut. Clara memerhatikan apa yang sedang di kerjakan Nuca. Nuca sedang menggali tanah kemudian dia mengambil biji kecil lalu di tanamnya di dalam tanah. Setelah rata Nuca menyiramnya dengan air yang berada dalam botol mineral.
"Ngapain Nuca?" Tanya Sera di samping Clara. Clara tidak menjawab dia hanya fokus pada apa yang di kerjakan oleh Nuca.
"Dia gak aneh-aneh kan?" Tanya Sera.
"Maksudnya?" Tanya Clara tidak mengerti.
"Siapa tahu dia ngubur benda yang mencurigakan." Sebenarnya Sera dan Clara adalah dua sahabat yang memiliki daya imajinasi yang sama hanya berbeda jalur saja.
Clara menatap Sera dengan seksama lalu dia mengerti maksud ucapan Sera.
"Maksudmu Nuca dukun-dukun gitu?"
Sera mengangguk mantap.
Clara memukul dahi Sera tanpa Segan. "Sembarangan! ganteng kayak gitu masak mainnya gituan. Lagian sekarang zaman modern memangnya ada yang kayak gitu? Lagian dari tampangnya Nuca itu kayaknya gak percaya yang begituan." Clara berbicara dengan sangat cepat dan cukup keras. Sehingga dia tidak sadar jika Nuca sudah berdiri di belakangnya. Sera menunjuk sesuatu di belakang Clara.
Clara panik sendiri dan memegang tangan Sera. "Ada hantu?" Tanya Clara dengan perubahan wajah drastis. Dia terlihat pucat seketika.
"Bukan. Balik ajah."
Clara berbalik secara perlahan dan ternyata Nuca berdiri menjulang di depannya dengan pandangan tidak sukanya.
"Oh hai Nuca, ngapain kamu berdiri di belakangku bikin takut ajah. Aku kira hantu." Ucap Clara sambil tersenyum risih menampilkan gigi putihnya.
Sera hanya mampu menepuk dahinya tidak mengerti dengan sikap Clara.
Nuca hanya memandangi Clara tanpa berbicara sedikitpun. "Clara." Panggil seseorang.
Clara menoleh begitu juga dengan Sera dan Nuca. "Abang." Ucap Clara senang. Laki-laki yang dipanggil abang oleh Clara datang mendekat dan berdiri di tengah Nuca dan Clara. Calvin, saudara kembar Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Youngest Sister
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA! SEQUEL THE BEAUTIFUL CEO (CERITA PUTRI BUNGSU SYESIL DAN CHANDRA) #2 acak (23 Juni 2020) #1 ceritapendek (08 Oktober 2020) Adinda Pradipta Clara Wijaya putri bungsu dari seorang artis ternama dan bermulti talenta Pradipta C...