Bab 20 : Nuca's Father

6.9K 849 28
                                    

Clara tidur dengan menyamping. Dia masih memikirkan kejadian yang terjadi barusan. Menurut Clara semuanya bertingkah berlebihan. Clara merasa nenek Widya hanya butuh perhatian terlebih pada Nuca.

Waktu Clara bertanya pada orang tuanya. Orang tuanya hanya mengatakan sama dengan apa yang dikatakan nenek Widya. Dia hanya sekedar berkunjung. Tapi Clara tidak langsung percaya akan hal itu.

Suara handphone Clara berbunyi. Sebuah panggilan dari Nuca.

"Belum tidur?" Tanya Nuca di seberang sana.

"Belum. Kamu sudah sampai?"

"Aku belum pulang. Aku sekarang berada di depan rumahmu."

"Apa?" Tanya Clara tidak percaya. Dia kemudian berlari ke arah balkon kamarnya dan benar saja Nuca sedang berdiri tersenyum di depan gerbang rumahnya. Clara langsung turun ke bawah untuk menemui Nuca.

"Kok belum pulang?" Tanya Clara sesampainya di depan Nuca.

Nuca tidak menjawab dia hanya memandangi Clara. Setelah puas memandangi wajah Clara Nuca maju selangkah demi selangkah untuk mendekati Clara. Tanpa berkata apapun Nuca memeluk Clara begitu erat.

Clara sebenarnya bingung. Kenapa Nuca terlalu menyimpan sesuatu pada Clara. Padahal Clara sudah menjadi pacarnya. Clara ingin bertanya tapi sepertinya Nuca tidak akan menjawab dengan yang sebenarnya. Yang bisa Clara lakukan saat ini membiarkan Nuca memeluknya sampai dia melepaskannya sendiri.

Nuca hanya terlalu takut Clara pergi meninggalkannya. Nuca takut untuk kehilangan Clara tapi Nuca tidak bisa mengatakannya. Bibirnya terlalu sulit untuk mengatakannya. Nuca hanya ingin memeluk Clara saat ini untuk menenangkan hatinya yang gelisah.

Setelah puas memeluk Clara Nuca melepas pelukannya dan menyentuh pucuk kepala Clara. "Besok. Jangan bangun telat. Mengerti?" Ucap Nuca lembut.

Clara hanya mengangguk menjawab pertanyaan Nuca. Nuca kembali memgacak rambut Clara untuk pamit. Nuca lalu berjalan ke arah motornya dan menaikinya.

"Sudah sana masuk." Perintah Nuca.

"Kamu beneran pulang kan?" Tanya Clara tidak percaya dengan ucapan Nuca.

"Iya gue bakalan pulang. Sana masuk." Ulang Nuca sekali lagi.

Clara tidak bergegas menuruti perintah Nuca Clara masih berdiri mematung di tempatnya.
Clara memandangi Nuca. Clara maju untuk berjalan mendekati Nuca. Clara menarik tangan Nuca sehingga membuatnya sedikit memiringkan tubuhnya. Clara memeluk Nuca menyalurkan rasa nyaman padanya.

Nuca tersenyum dan memeluk balik Clara. "Hati-hati." Ucap Clara melepas pelukannya.

Akhirnya Clara masuk ke dalam rumahnya dan Nuca melajukan motornya. Keesokan harinya Nuca menjemput Clara seperti biasanya. Di perjalanan Clara hanya terdiam tanpa berbicara apapun biasanya Clara akan selalu mengoceh tentang suatu hal yang dilihatnya selama perjalanan menuju sekolah atau menceritakan mimpinya yang terkadang sangat absurd.

Nuca melihat di kaca spion melihat Clara yang pandangannya kosong. Nuca akhirnya menghentikan motornya membuat Clara tersadar. "Kenapa berhenti?" Tanya Clara bingung.

"Kamu kenapa? Kok melamum? Terus kenapa kamu tidak pegangan?" Keluh Nuca sambil menarik kedua tangan Clara untuk memeluk Nuca dari belakang sebagai pegangan dirinya.

"Ah tidak apa-apa kok hanya merasa tidak nyaman saja." Ucap Clara. Clara hanya terlalu penasaran tentang Nuca dan keluarganya ada masalah apa sehingga membuat Nuca tidak akur dengan keluarganya sendiri dan kenapa Nuca tidak pulang ke rumah neneknya kenapa malah tinggal di sebuah kosan.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang