Bab 16 : Tersipu Malu

6.4K 865 56
                                    

Sera menunggu di depan kamar kost Nuca yang mana ada kursi kayu panjang di depannya. Di jarak 10 meter. Sera melihat sebuah mobil hitam mencolok yang bisa dilihat kalau itu sama dengan salah satu mobil kepunyaan keluarga Clara. Satu orang berpakaian hitam yang duduk di depan turun dan membuka pintu belakang mobil.
Yang keluar adalah seorang nenek tapi masih terlihat sehat dan bugar.

Pandangan nenek tersebut langsung tertuju pada Sera. Sera merasa tidak kenal dengan nenek tersebut kenapa nenek itu menatapnya seperti itu. Nenek itu berjalan diikuti pria tersebut yang Sera pikir dia adalah bodyguardnya.

Sera langsung berdiri ketika nenek itu semakin mendekat. Kenapa aura mengintimidasi dari nenek tersebut sangat kuat. Sera merasa dia melihat kakek buyut Hermawan dalam versi cewek. Tapi sepertinya lebih ramah kakek Hermawan dari pada nenek yang sudah berdiri di depan Sera saat ini.

"Kamu siapa?" Tanya nenek tersebut.

"Saya Sera. Nenek?" Tanya Sera sedikit takut.

"Saya Nenek Nuca. Kamu teman Nuca?" Tanyanya sambil meneliti Sera dari bawah sampai atas.

"Iya. Saya dan teman saya lagi menjenguk Nuca karena dia sedang sakit. Teman saya sedang di dalam." Kata Sera dengan kalimat yang menurutnya sudah sopan tapi kenapa nenek tersebut sepertinya kurang menyukai suka.

Nenek itu hanya menatap Sera lalu masuk ke dalam kamar kost Nuca. Sera mengikuti nenek tersebut.

Sera membuka mulutnya lebar-lebar melihat pemandangan yang dia lihat saat ini. Sera melihat Nuca sedang menjatuhkan kepalanya pada bahu Clara. Clara hanya meringis melihatnya lalu melihat bingung pada nenek dan seorang pria yang masuk bersama Sera.

"Nuca." Panggil nenek tersebut.

Nuca tidak menjawab panggilan nenek tersebut dia malah memeluk Clara dari samping. Clara terkejut dengan sikap Nuca. Clara menjadi gugup sendiri. Sedangkan Sera menutup mulutnya. Apa yang sudah terjadi tanya Sera melalui matanya.

"Nanti saja ceritanya." Ucap Clara.

"Tuan muda." Ucap Pria tersebut. Sera dan Clara menoleh pada pria yang memanggil Nuca dengan sebutan tuan muda. Memangnya Nuca siapa kok sampai dipanggil tuan muda. Sera dan Clara hanya saling melirik satu sama lain.

"Nuca ada yang mencarimu." Ucap Clara sambil menepuk tangan Nuca yang melingkar di perut Clara.

"Suruh pulang saja mereka." Ucapnya sambil menundukan kepalanya tidak mau melihat dua orang tersebut.

"Nuca tidak boleh seperti itu kamu harus sopan sama yang lebih tua." Ucap Clara. Nuca menghembuskan napasnya gusar lalu perlahan mengangkat kepalanya melihat pada Clara yang sedang tersenyum padanya. Yang mampu membuat Nuca tersenyum juga.

Hal kecil yang tidak luput dari penglihatan ketiga orang yang sedang berdiri menatap keduanya.

Tapi senyuman itu hilang ketika Nuca melihat dua orang tersebut. Clara mengerti sepertinya Nuca dan dua orang itu mau berbicara. Clara akan memberi waktu untuk mereka berbicara. Clara beranjak berdiri tapi Nuca menggemgam tangan Clara.

"Mau kemana?" Tanya Nuca dingin.

"Aku hanya mau keluar sebentar." Kata Clara menjadi takut.

"Tetap disini." Ucap Nuca sambil menarik tangan Clara agar duduk di sampingnya lagi. Nuca menggemgam tangan Clara erat seakan Clara akan pergi meninggalkan Nuca.

"Ada perlu apa?" Tanya Nuca.

"Nenek hanya merindukanmu dan nenek dengar kau sedang sakit. Pulanglah. Nenek akan merawatmu." Nenek itu berkata dengan penuh nada memohon.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang