Bab 23 : New Number

5.6K 725 40
                                    

Clara hanya mampu tersenyum senang sepanjang perjalanan pulang. Nuca hanya melirik sekilas pada Clara. Mereka tidak menggunakan motor Nuca. Tapi menggunakan mobil Clara dan juga karena saran dari ke tiga kakaknya yang menyuruhnya pakai mobil saja karena pulangnnya nanti akan malam dan udara semakin dingin.

Setelah keduanya berdansa mereka izin pamit pulang terlebih dahulu. Karena Nuca sudah berjanji akan membawa pulang Clara dengan cepat.

Perjalanan Nuca dan Clara di buat kaget dengan kehadiran kucing yang tiba-tiba menyebrang. Untung saja Nuca bisa mengeremnya tepat waktu.

"Uh kaget." Seru Clara sambil memegang dadanya.

"Kamu gak pa-pa?" Tanya Nuca Khawatir. Clara tersenyum dan menggeleng.

"Kucingnya gimana?" Tanya Clara khawatir dan ingin membuka pintu mobil.

"Biar gue ajah yang cek, lo disini aja. Jangan turun." Perintah Nuca sambil membuka pintu mobilnya mengecek keadaan sekitar. Nuca melihat pada seekor kucing putih di semak-semak. Nuca menghampiri kucing tersebut dan mengelusnya lembut. Kucing tersebut ternyata baik-baik saja. Tidak terluka ataupun tergores sedikitpun. Mungkin kucing tersebut sama-sama merasa kaget. Nuca mengelus kucing tersebut dengan sayang dan meminta maaf karena hampir menabraknya.

Setelah mengecek kucing tersebut Nuca kembali ke mobil. Pemandangan yang membuatnya tersenyum. Clara memang mematuhi perintahnya tapi tetap saja dia membuka kaca mobil dan menjulurkan kepalanya. Dia ternyata sangat penasaran sekali.

Kemudian pandangan Clara tertuju pada langit malam dan berseru takjub. Nuca akhirnya mengikuti arah pandang Clara dan ikut tersenyum. Malam ini bintang sangat indah. Tanpa ada sinar bulan yang menyinari hanya ada beribu-ribu bintang di langit.

Tapi bagi Nuca bintang yang sangat terang saat ini adalah gadis yang berada di dalam mobil yang menatap pada langit malam dengan kagum.

Nuca berjalan menghampiri Clara dan mencubit pipinya gemas. "Aduh kok di cubit." Protes Clara.

"Di suruh jangan keluar kenapa keluar?"

"Aku gak keluar tetap dalam mobil kok." Jawab Clara kesal.

"Kepala lo yang keluar." Ujar Nuca sambil menyentil dahi Clara. Clara hanya mampu cemberut mendengar perkataan Nuca. Bagi Clara dia tidak melanggar perkataan Nuca, tapi  kenapa masih salah juga.

Nuca kembali masuk ke dalam mobilnya dan melihat Clara yang sedang cemberut. "Nanti gue ajak ke tempat yang bisa lihat bintang dengan sangat indah." Ucap Nuca yang mampu memberikan seuntas senyum pada Clara.

"Sungguh? Sekarang saja." Pekik Clara tidak sabar.

"Pulang. Lo udah di tungguin sama abang-abang lo." Ucap Nuca yang kembali menyentil dahi Clara. Nuca menyukai tiga hal dari Clara, mencubit pipinya, menyentil dahinya atau mengetuk dahi Clara dengan jarinya dan mengacak rambut Clara dengan gemas.

Nuca merasa dengan tiga cara itu Nuca bisa menyalurkan rasa sayangnya pada Clara. Yang terkadang Nuca sangat sulit untuk mengatakannya.

Clara mengambil handphonenya dan menelepon Saga. Panggilan itu langsung terjawab.

"Kenapa kok belum pulang juga?" Tanya Saga khawatir. Takutnya ada apa-apa di tengah jalan.

"Ini tadi ada kecelakaan kecil, Clara pulang sedikit maleman yaa?" Pinta Clara memelas.

"Mau ngapain?"

"Mau lihat bintang ajah sih." Cicit Clara.

"Lihat bintangnya di rumah. Mas tunggu. Cepet pulang." Tandas Saga. Clara hanya bisa pasrah mendengar penolakan dari kakak sulungnya.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang