Bab 22 : The Beautiful Princess

6.6K 778 65
                                    

Ruangan tamu itu menjadi ruangan tamu yang tenang dan sepi meskipun rungan tersebut terdiri dari enam orang laki-laki.  Ruang tamu yang biasanya ramai akan pembicaraan tuan rumah dan tamu tapi nyatanya mereka semua sibuk sendiri dan tidak ada yang mau berbicara ataupun membuka pembicaraan.

Semuanya sibuk dengan apa yang di pegang oleh tangan mereka. Handphone, tablet, majalah atau sibuk dengan beberapa lembar kertas yang disulap menjadi pesawat kertas ataupun mejadi sebuah perahu kertas.

Mereka semua menunggu kedatangan dua orang wanita di rumah tersebut. Sang Ratu dan Sang Putri yang masih berada di kamar sang putri yaitu Clara. Clara sedang berdandan dan dibantu oleh Syesil. Malam ini adalah malam ulang tahun Intan. Nuca datang 15 menit lebih awal agar tidak telat menjemput Clara dan bisa memandangi wajah Clara lebih lama lagi sebelum mereka pergi ke pesta ulang tahun Clara.

Nuca terus memandangi ujung tangga berharap Clara cepat turun. Chandra dan Hermawan hanya bisa saling tersenyum melihat tingkah Nuca.

Mata Nuca yang awalnya cemas kini menjadi mata yang menatap dengan takjub dan terpesona.

Mata Nuca yang awalnya cemas kini menjadi mata yang menatap dengan takjub dan terpesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clara gadisnya sedang berdiri di ujung tangga dengan menunduk malu. Meskipun Clara sedang menunduk malu, wajah cantik dan manisnya tidak tertutupi tapi semakin membuat Clara terlihat polos dan anggun.

 Meskipun Clara sedang menunduk malu, wajah cantik dan manisnya tidak tertutupi tapi semakin membuat Clara terlihat polos dan anggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria di keluarga Wijaya juga memandang takjub dengan penampilan Clara malam ini. "Dia memang cicitku yang cantik." Seru Hermawan. Chandra hanya bisa tersenyum senang karena putri bungsunya sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik.

Clara turun dari tangga ditemani Syesil disampingnya. Nuca berinisiatif untuk menantinya di tangga terakhir. Tapi bukan hanya Nuca seorang yang menunggu Clara di akhir tangga. Ketiga kakaknya juga melakukan hal yang sama seperti Nuca.

Clara yang akhirnya tersenyum kini bisa mengerucutkan bibirnya melihat kelakuan ketiga kakak prianya. Kalau seperti ini Clara bingung harus pilih yang mana. Meskipun sebenarnya di hati kecil Clara ingin disambut oleh Nuca.

Pandangan Clara tertuju pada Chandra berharap Chandra saja yang menantinya di tangga terakhir. Chandra tersenyum dan berjalan mendekati putrinya yang sudah hampir sampai.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang