Perubahan sikap Clara begitu drastis. Itu yang dirasakan Nuca saat ini. Padahal tadi pagi gadis itu menyapanya dengan riang. Sekarang gadis itu nampak murung dan hanya menatap sekilas pada Nuca.
Selama jam pelajaran berlangsung Clara mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Tanpa mengganggu Nuca. Bahkan Clara benar-benar menjaga jarak. Clara tidak melewati batas yang diberikan Nuca padanya.
Nuca menjadi kepikiran sendiri ada apa dengan gadis disampingnya. Apa perkataan dia tadi menyinggung perasaannya. Padahal menurut Nuca itu adalah kalimat yang biasa tidak sampai menyinggung perasaannya.
Sampai jam istirahatpun Clara tidak berbicara padanya. Biasanya gadis itu akan bertanya apa Nuca akan ke kantin? Tapi tidak untuk kali ini. Clara bahkan terlihat malas untuk keluar kelas dia bahkan menjatuhkan kepalanya pada meja dan membelakangi Nuca.
"Ra... lo gak mau ke kantin, gue laper?" Tanya Sera yang menghampiri Clara.
"Aku gak laper, sana ke kantin sendirian. Kalau ada abang Calvin suruh ke sini." Ucap Clara dengan posisi yang sama. Dia berbicara pada Sera tanpa melihat pada lawan bicaranya.
Nuca tidak peduli apa yang sudah terjadi pada Clara. Dia akan melakukan rutinitasnya menyiram tanaman yang dia tanam di taman belakang.
Nuca menoleh pada Clara yang sepertinya tidak sadar jika hanya dia seorang yang berada di kelas. Nuca mencoba untuk tidak peduli pada gadis berisik itu. Dia melanjutkan jalannya untuk pergi ke taman belakang.
Sepeninggal Nuca, Clara mendongakan kepalanya dia melihat kelasnya yang kosong tanpa ada teman kelasnya yang berdiam diri ketika jam istirahat.
Semenjak pertanyaan Sera yang bertanya apa Nuca mempunyai pacar mampu membuat Clara yang ceria menjadi murung seketika. Padahal Nuca adalah orang pertama yang disukainya apa mungkin Nuca yang akan menjadi orang pertama yang memberikan Clara rasa sakit hati.
Clara menghelas napasnya berat. "Ada apa mencari abang?" Tanya Calvin yang berdiri di tengah pintu. Clara merentangkan tangannya meminta pelukan dari abangnya.
Calvin mengerti kalau adiknya sudah bertingkah seperti itu dia sedang sedih dan minta ditemani. Calvin lalu menghampiri Clara dan memeluknya. Clara memeluk pinggang Calvin dengan sayang. Calvin mengelus rambut Clara karena posisi Clara yang duduk di kursi dan Calvin berdiri.
"Kenapa? Ada yang ganggu kamu?" Tanya Calvin perhatian.
"Iya ada." Ucap Clara sedih
"Siapa?" Tanya Calvin kaget. Dia lalu melepas pelukan Clara dan melihat wajah imut Clara.
"Orang itu sekarang lagi berdiri di hadapanku." Ucap Clara tersenyum manis. Calvin lalu mencubit pipi Clara.
"Aduh sakit." Pekik Clara.
"Abang kira kamu kenapa."
Clara cemberut sambil mengusap kedua pipinya yang dicubit Calvin. "Kenapa abang gak nungguin Clara tadi pagi. Clara mau berangkat naik motor. Tapi abang malah berangkat duluan." Protes Clara. Dia bahkan menaikan volume suaranya agar suaranya bisa menggema di kelasnya.
"Kan sudah dianterin kak Sean." Ucap Calvin yang menarik sebuah kursi untuk dia duduki.
"Tapi kan Clara maunya sama abang." Ucap Clara bertingkah sok imut. Calvin meringis melihat tingkah adiknya lalu berpura-pura muntah seketika membuat Clara tertawa dan memukul Clavin atas reaksi berlebihannya.
Calvin akhirnya tersenyum karena melihat adiknya yang bisa tertawa lagi. Calvin merasa kalau Clara sedang sedih seakan ada masalah berat yang menimpanya soalnya Clara selalu bersikap riang dan ceria. Clara selalu menganggap semuanya akan baik-baik saja dan mengambil semua hal dari segi positifnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Youngest Sister
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA! SEQUEL THE BEAUTIFUL CEO (CERITA PUTRI BUNGSU SYESIL DAN CHANDRA) #2 acak (23 Juni 2020) #1 ceritapendek (08 Oktober 2020) Adinda Pradipta Clara Wijaya putri bungsu dari seorang artis ternama dan bermulti talenta Pradipta C...