"Jadi kalian mau berangkat bareng?" Tanya Chandra. Nuca dan Clara sama-sama mengangguk.
"Yasudah, hati-hati yaa." Ucap Syesil tersenyum senang. Clara melihat kepada Saga, Sean, Calvin dan Hermawan. Aneh sekali ke empatnya tidak melarang Clara. Mereka hanya menjadi pendengar dan pengamat saja dari tadi.
Meskipun Clara tahu ketiga kakaknya itu sedang menyusun rencana yamg membuat Nuca tidak lagi menjemput Clara atau mengantar pulang Clara sekolah.
"Clara gak mau sama abang?" Tanya Calvin.
"Nggak." Tolak langsung Clara dengan ketus.
"Kalau sama kakak?" Tanya Sean.
"Nggak juga." Jawab Clara dengan nada yang lebih halus dari pada jawaban Clara pada Calvin
"Kalau sama Mas?" Tanya Saga.
"Nggak mas, Clara mau sama Nuca." Jawab Clara lebih kalem dan lebih sopan.
"Kalau sama kakek buyut?" Tawar Hermawan. Semuanya menoleh pada Hermawan terkejut karena sudah lama Hermawan tidak menjemput atau mengantar para cicitnya sekolah. Dan itu hal yang membuat Clara bingung untuk memilih.
"Kakek buyut kok gitu? Besok saja yaa anter Clara ke sekolahnya atau jemput Clara yaa." Pinta Clara dengan merengek. Nuca hanya tersenyum melihat tingkah ketiga kakak Clara beserta kakek buyutnya.
"Clara." Panggil Nuca. Clara menoleh dan merasa tidak nyaman pada Nuca. Ini adalah pertama kalinya Nuca menjemputnya dan Nuca malam-malam datang ke rumahnya hanya ingin bilang kalau dia ingin menjemputnya. Clara tidak kuasa untuk menolak Nuca.
"Tidak apa. Kamu boleh bareng kakek buyutmu. Aku tidak apa. Permisi Om tante kakek." Pamit Nuca tapi tidak pada kakak Nuca. Karena menurut Nuca mereka bertiga berlebihan.
"Nuca." Panggil Hermawan. Nuca berhenti dan menoleh pada Hermawan.
"Kamu marah?" Tanya Hermawan. Dia memang sedikit memancing Nuca. Hermawan ingin tahu reaksi Nuca.
"Tidak. Justru saya merasa bersalah seharusnya saya izin terlebih dahulu sebelum datang menjemput Clara." Ucap Nuca tegas. Dia menatap Hermawan langsung pada netra matanya. Lalu menunduk sopan.
Hermawan menarik sudut bibirnya. "Baiklah kau bisa mengantar Clara ke sekolah." Ucap Hermawan yang mendapat tatapan dari Saga, Sean dan Calvin. Chandra dan Syesil hanya saling berpandamgan. Cicit dan kakek buyut sama saja. Pikir Syesil dan Chandra.
Syesil dan Chandra sudah sepakat mereka akan mengizinkan Clara berpacaran tidak terlalu protektif seperti ketiga kakak laki-lakinya dan kakek buyutnya. Terlebih, Syesil ingin kehidupan SMA Clara lebih berwarna tidak melulu tentang belajar sebagai mana waktu dirinya masih SMA.
"Saya mau. Tapi saya menunggu jawaban Clara. Apa Clara masih mau berangkat dengan saya." Nuca menggunakan bahasa yang sopan tapi tetap terlihat tegas tidak mau merasa tertekan dan takut terhadap keluarga Clara.
Meskipun Nuca anak baru, Nuca sudah banyak tahu tentang keluarga Clara. Dia tahu semua dari Dimas. Dimas tahu karena sudah berteman lama dengan Jingga. Jingga memberi tahu pada Dimas kalau Hermawan memiliki peran yang penting. Jika Hermawan setuju semuanya akan setuju juga. Jadi, Nuca berkeinginan untuk bisa dekat dengan Hermawan. Tidak perlu dekat dengan ketiga kakaknya juga tidak masalah. Tapi Nuca akan tetap berlaku sopan pada ketiga kakak Clara.
"Mau kok." Jawab Clara sambil mengahampiri Nuca.
"Yasudah Clara berangkat yaa." Pamit Clara sambil mendorong tubuh Nuca. Perkara jemput saja ribetnya minta ampun. Clara buru-buru naik ke atas motor Nuca sebelum keluarganya berubah pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Youngest Sister
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA! SEQUEL THE BEAUTIFUL CEO (CERITA PUTRI BUNGSU SYESIL DAN CHANDRA) #2 acak (23 Juni 2020) #1 ceritapendek (08 Oktober 2020) Adinda Pradipta Clara Wijaya putri bungsu dari seorang artis ternama dan bermulti talenta Pradipta C...