Clara memeluk Nuca yang berada di depannya. Dia merasa nyaman berada di punggung Nuca. Sejak awal berangkat senyuman Clara tidak luntur di bibir mungilnya. Nuca hanya tersenyum melihat Clara yang sedang tersipu di belakangnya.
Perjalanan mereka yang tenang hanya sebentar saja. Di tengah jalan Nuca sudah dicegah oleh gerombolan Geng Larva dengan Tama yang berada di tengah-tengahnya.
Clara akhirnya mendongakan kepalanya karena Nuca yang sudah berhenti tapi Clara merasa daerah yang dilihatnya masih setengah jalan lagi yang mau sampai ke rumah Clara.
Clara melihat ke depan hal yang sama juga di lakukan oleh Nuca. "Oh, geng Ulat." Gumam Clara.
Nuca hanya menarik sudut bibirnya entah kenapa berapa kalipun Clara mengucapkannya tetap saja terdengar lucu di telinganya.
"Ada yang baru jadian nih." Sindir Tama.
"Ada apa perlu apa?" Tanya Nuca.
"Gue mau tantang balap lagi. Dan kali ini gue bakalan menang." Ucap Tama sombong. Nuca menghela napasnya lelah.
"Males. Ujung-ujungnya lo bakalan kalah juga." Sebenarnya Nuca ingin berhenti dari main balapan. Karena Nuca merasa Clara pasti tidak akan menyukainya.
Tama tersenyum mengejek. "Kenapa? lo malu dilihatin cewek lo kalau lo kalah." Ucap Tama yang mendapat gelak tawa dari para anak buahnya. Sedangkan Nuca dia nampak terlihat cuek saja tidak peduli dengan ucapan Tama. Tama adalah tipe pria yang hanya bisa bermodalkan mulut saja. Dia hanya pintar menggertak tanpa ada aksi nyata.
Berbeda dengan Nuca yang tidak terpancing dengan ucapan Tama yang terpancing marah adalah Clara. Clara turun dari motor Nuca dan maju menghampiri geng Tama.
"Heh Geng Ulat bulu!" Hardik Clara sambil berkacak pinggang. Sontak saja raut wajah para geng tersebut berubah. Urusan mereka dengan Clara memang belum usai karena insiden di kafe tersebut.
Nuca nampak terkejut dengan sikap Clara bahkan dia tidak menyuruhnya untuk turun. Nuca bergegas menghampiri Clara dan menarik tangannya untuk bersembunyi di belakangnya.
"Lo diam!" Ucap Nuca tegas.
Clara tidak membantah dia hanya mengerucutkan bibirnya mendengar perintah Nuca.Tama turun dari motornya dia berjalan mendekati Nuca. Nuca semakin menyembunyikan Clara di belakangnya dengan masih memegang erat tangannya. Melihat reaksi Nuca yang begitu menjaga Clara membuat Tama mendapatkan sebuah ide.
"Gue tantang lo buat balapan lagi. Kalau gue menang..." Tama melirik pada Clara yang mendapat tatapan sinis dari Clara.
"Cewek lo milik gue." Seringai Tama.
Clara membuka mulutnya lebar-lebar. Tidak percaya dengan apa yang diucapkan Tama barusan. Memangnya dia pikir Clara akan mau dengannya. Clara memandang jijik pada Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Youngest Sister
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM BACA! SEQUEL THE BEAUTIFUL CEO (CERITA PUTRI BUNGSU SYESIL DAN CHANDRA) #2 acak (23 Juni 2020) #1 ceritapendek (08 Oktober 2020) Adinda Pradipta Clara Wijaya putri bungsu dari seorang artis ternama dan bermulti talenta Pradipta C...