Bab 4 : Menasihati

7.4K 814 26
                                    

"Jadi abang ke sini karena kakek buyut yang bilang." Ucap Clara sambil memakan ice cream cupnya.

Calvin mengangguk dia tidak memesan apapun dia hanya mengamati Clara yang dari tadi belum berhenti makan.

"Udah berhenti nanti sakit perut." Ucap Calvin sambil mengusap rambut Clara.

Clara hanya tersenyum mendengar ucapan saudara kembarnya. "Abang tahu gak dari tadi abang dilihatin cewek-cewek." Ucap Clara sambil melirik segerombolan cewek yang tadinya terpesona pada Nuca sekarang malah pindah ke saudara kembarnya. Dasar perempuan.

"Tahu, memangnya kenapa?" Ucap Calvin terlihat acuh. Dia sudah biasa menjadi pusat perhatian khususnya para gadis.

"Kasih mereka senyuman biar seneng." Clara mengangkat satu alisnya menjahili abangnya.

"Kamu nge-jual abang?" Tanya Calvin tidak percaya padahal beberapa menit yang lalu dia begitu marah ketika adiknya diperlakukan seperti barang. Tapi sekarang malah Clara yang yang seperti mengobral dirinya.

Clara tertawa. Dia senang sekali bisa menjahili ketiga kakak laki-lakinya. "Abang ganteng deh, sedikit. Banyakan ayah gantengnya." Ucap Clara tanpa berdosa. Ingin memuji tapi masih dibandingankan dengan pria lain. Untungnya dibandingkan dengan ayah sendiri.

Calvin hanya berdecih mendengar perkataan Clara. Adik kembarnya itu memang sedikit absurd untungnya Calvin sangat menyayanginya jadi bisa memaklumi tingkah Clara.

"Udah sore pulang yuk." Ucap Sera sambil melihat jam yang tertera di handphonenya.

Clara mengangguk dan cepat-cepat menghabisi ice creamnya sehingga membuatnya tersedak. "Ya ampun Ra pelan-pelan lo gak bakalan ditinggal. Sini aku bantuin makan." Ucap Sera sambil mengambil satu sendok ice cream dan memasukannya ke mulutnya. Calvin lagi-lagi tertawa melihat tingkah adiknya dan sahabatnya. Pantes Clara dekat dengan Sera karena mereka berdua sama-sama lucu.

Tidak hanya Calvin yang tertawa. Seorang laki-laki yang sedang berdiri dekat kasir juga ikut tersenyum melihat tingkah Clara. Clara dia gadis yang lucu dan polos. Tingkahnya mampu membuat laki-laki tersebut tersenyum tanpa dia sadari.

Clara dan gerombolannya bergegas pergi. Awalnya Jingga ingin mengantar Clara pulang karena tadi berangkatnya dengan Jingga jadi pulangnya dengan Jingga juga. Tapi Clara tidak mau dia ingin pulang dengan abangnya.

Seseorang itu terus memerhatikan Clara sampai di parkiran. Seseorang tersebut memerhatikan Clara bagaimana Clara meminta abangnya untuk memasangkan helm untuknya. Gadis yang manja pikir seseorang itu.

Laki-laki itu terus memerhatikan Clara. Lalu dua anak kecil datang menghampiri Clara dan bernyanyi untuk Clara sambil memetik gitar kecil. Clara lalu mengambil uang yang ada di tasnya dan mengeluarkan uang yang berwarna merah. Sangat banyak untuk dikasih kepada pengamen sehingga membuat dua anak kecil itu tidak percaya. Dua anak kecil itu membuka botolnya berniat untuk memberikan kembaliannya pada Clara tapi Clara menolaknya dan tersenyum sambil menaiki motor abangnya.

Mungkin ini pertama kalinya ada yang memberikan uang yang begitu banyak untuknya. Pengamen cilik itu menangis dan mengucapkan terima kasih berulang kali. Clara hanya tersenyum dan menepuk kepala pengemen cilik itu satu-satu dan berlalu pergi.

Ada sebersit kagum pada gadis itu, yaa hanya sebatas kagum pada gadis itu. Hal yang dirasakan Nuca saat ini pada Clara. Tapi tidak tahu perubahan hati kedepannya apakah rasa kagum itu menjadi suka dan cinta atau bahkan menjadi benci.

🍁🍁🍁

Clara turun dari motor dan meminta abangnya untuk membuka helmnya setelah itu tanpa menunggu Calvin Clara masuk sendiri ke dalam rumahnya.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang