Bab 25 : Wajah yang Samar

5.5K 773 98
                                    

Clara bergulum di bawah selimut dengan terus memikirkan perkataan Marsha sehingga membuat dirinya menangis untuk pertama kalinya karena cinta.

Seseorang membuka pintu kamar Clara. Clarapun pura-pura tidur dan memejamkan matanya.

Seseorang itu mengelus kepala Clara dengan sayang. "Kakak tahu Clara belum tidur. Sini bicara sama kakak." Ucap Sean sambil menarik tubuh Clara yang ditutupi selimut untuk menghadap padanya. Sean menyingkap selimut yang menutupi wajah adiknya. Terlihat wajah Clara yang basah akan air matanya.

Sean menghapus air mata itu dengan lembut. Sean memeluk Clara dengan erat, mengelus punggungnya secara perlahan. Membiarkan adiknya menangis sepuas hatinya. Adiknya baru mengenal cinta dan secepat itu pula dia mengenal sakit hati.

Sean mendengar semua perkataan Marsha tadi sore. Hal yang membuat Sean marah dan ingin sekali menghajar Nuca sampai babak belur. Tapi melihat wajah sendu adiknya Sean berpikir jika Sean sampai menghajar Nuca bukankah hal itu semakin membuat Clara sedih dan bisa membuat Clara membenci Sean.

Clara menangis seperti layaknya anak kecil. Clara menangis memeluk leher Sean dengan tangisan yang membuat orang yang mendengarnya merasakan pilu yang dirasakan Clara.

"Ra, lo kenapa?" Tanya sebuah suara yang membuat Clara menyembunyikan wajahnya di dalam ceruk leher Sean. Clara tidak mau Calvin tahu dirinya menangis karena Nuca. Tapi sayang meskipun Clara menutupi wajahnya, segukan tangis Clara dapat di dengar dengan jelas.

"Clara." Panggil suara bass yang Clara tahu bahwa itu adalah suara kakak sulungnya.

"Gak mau, Clara mau sama Kak Sean saja." Ucapnya parau dan semakin menenggelamkan wajahnya pada tubuh Sean.

Saga menggemgam tangan Clara memintanya untuk melihat pada Saga. Meskipun sedang menangis entah kenapa Clara sangat menurut pada Saga. Clara akhirnya melepas pelukannya. Clara menundukan wajahnya dengan tetap menangis tersedu-sedu.

Ini pertama kalinya ketiga kakaknya melihat adik kesayangan mereka menangis sampai membuat kedua mata Clara bengkak dan memerah. Clara tidak berani memandang wajah kakaknya. Clara saat ini hanya ingin menangis saja.

Sentuhan lembut di tangan Clara mampu membuatnya mendongakan wajahnya. Clara memandang wajah tangan yang menyentuhnya.

"Siapa yang bikin Clara nangis, hmm? Cerita sama Mas." Ucap Saga lembut. Saga mencoba menahan amarahnya karena melihat adiknya yang sepertinya sangat terluka.

Clara tidak berkata apa-apa dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Clara tidak mau memberitahu sebab dirinya menangis karena Clara tahu apa yang akan di lakukan ketiga kakaknya jika mereka tahu penyebab dirinya menangis.

"Clara gak mau bilang?" Ucap Saga yang membuat Clara semakin menangis.

"Lo nangis gara-gara Nuca kan?" Tebak Calvin. Calvin bisa mengira karena sepulang dari rumah temannya wajah Clara sudah terlihat murung. Bahkan Clara tidak mau bergabung untuk membahas rencana keluarganya yang akan mau melamar kekasih Juna. Padahal Clara yang paling antusias jika Juna bisa menikah dengan Lana.

Tanpa mereka sadari di pintu kamar Clara ada kedua orang tua mereka yang sedang memerhatikan ke empat anaknya. Chandra dan Syesil merasa khawatir pada Clara semenjak dia pulang bersama Sean. Keduanya sudah tahu, sebab apa Clara menangis. Karena Syesil sudah bertanya pada Sean. Awalnya Sean tidak mau keluarganya tahu jika Clara sedang bersedih. Tapi Sean selalu tidak bisa menolak jika yang meminta adalah wanita yang paling disayangi oleh Sean. Sean ingin dirinya sendiri yang membuat perhitungan pada Nuca. Sean hanya ingin sedikit memberi pelajaran pada Nuca karena sudah berani membuat adiknya yang selalu ceria menjadi Clara yang selalu merenung dan berwajah muram dan puncaknya membuat Clara menangis.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang