Bab 19 : Nenek Widya

6.6K 849 61
                                    

Clara sedang tidur dengan posisi telungkup sambil melihat foto Nuca yang dia ambil waktu membuka dompetnya Nuca karena Nuca menyuruh Clara untuk mengambil uangnya lalu membayarnya ke ibu kantin. Tentu saja Clara mengambilnya tanpa izin.

Clara tertawa cekikikan melihat foto Nuca yang berukuran 4X6. Biasanya kalau foto ukuran seperti itu hasilnya tidak terlalu bagus. Tapi di foto yang di pegang Clara saat ini Nuca sangat tampan. Nuca berpakaian serba hitam. Nuca berfoto waktu dia berada di kafe Dimas.

Nuca sudah tahu kalau fotonya di ambil oleh Clara tapi Nuca membiarkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nuca sudah tahu kalau fotonya di ambil oleh Clara tapi Nuca membiarkannya. Setelah dia puas memandangi foto Nuca dan menyimpannya di bawah bantal Clara bergegas turun ke bawah.

Clara menuruni tangga dengan tangan kanannya yang memegang lolipop dan tangan kirinya yang memegang handphone. Satu pesan masuk yang ternyata dari Nuca.

Nuca
Aku lagi di depan rumahmu. Keluarlah.

Clara membelalakan kedua matanya dan berulang kali membaca pesan tersebut. Kenapa tidak bilang lebih dulu kalau mau ke rumah Clara. Clara yang turun dengan malas kini langsung berlarian menuruni tangga. Membuat keluarganya yang berkumpul di ruang keluarga bisa memaklumi tingkah Clara.

Clara membuka gerbang dan melihat Nuca yang berdiri membelakanginya sambil memegang sekotak pizza dan dua minuman. Nuca berbalik dan tersenyum pada Clara.

"Aku mau makan ini berdua denganmu." Ucap Nuca. Clara hanya mengangguk dan membawa Nuca masuk duduk di bangku taman depan halaman rumah Clara.

Nuca melakukan ini karena untuk memenuhi syarat dari ketiga kakak Clara. Mereka bertiga melarang Nuca membawa Clara keluar di malam hari dengan alasan di malam hari rawan tindak kriminal dan dari segala yang hal yang mencurigakan. Dan Nuca tidak masalah akan hal itu. Yang penting Nuca bisa bertemu dengan Clara.

Nuca menyiapkan semuanya Clara hanya tinggal duduk diam melihat Nuca yang membuka kotak pizzanya dan membuka tutup botol minuman milik Clara. Clara hanya bisa tersenyum melihat perhatian kecil Nuca meskipun dengan hanya membuka tutup botol minumannya. Perhatian kecil yang mampu membuat Clara senang dan selalu membuatnya terbayang.

"Ayo makan, perlu aku suapin?" Tawar Nuca. Clara mengangguk malu-malu. Nuca lalu mengambil sepotong pizza dan menyuapi Clara dengan pelan dan telaten.

"Kamu kesini kok gak bilang dulu?" Ucap Clara dengan mulut yang penuh dengan makanan.

Nuca menepuk kepala Clara lembut. "Dikunyah dulu, baru bicara." Ucap Nuca perhatian.

"Kok kamu gak makan?" Tanya Clara yang sudah menelan kunyahannya. Nuca tidak menjawab dia kembali menyuapi Clara.

"Udah kenyang." Ucap Nuca sambil mengusap sudut bibir Clara karena ada sisa makanannya. Clara kembali menahan napasnya dia teringat kejadian tadi pagi dimana Nuca mengecup pipinya. Hati Clara menghangat kembali. Dadanya merasa sesak lagi. Clara tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya.

The Beautiful Youngest SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang