Sudah seminggu semenjak kejadian pembantaian itu, dan aktifitas warga desa Reaven sudah di katakan berjalan seperti semula
Akan tetapi suasana di desa itu masih sama saat penyerangan ke desa mereka terjadi
Hal itu di karenakan Kai dan rombongannya di berikan sebuah rumah yang berada di dekat alun-alun desa
Sebenarnya Kai ingin langsung membawa Azusa kembali kedunia asalnya, tetapi Azusa meminta Kai untuk sementara menetap di desa itu dengan alasan Azusa merasa berhutang budi karena menyelamatkannya dan Yuna
Kai menyetujuinya asalkan Azusa meminta memberitahu kemana pun dia pergi dan juga Yure yang selalu bersamanya
Rumah yang di tempati Kai dan rombongannya adalah rumah 2 lantai sekaligus rumah yang cukup mewah untuk sekitarnya, bahkan Crimson selaku kepala desa juga memberikannya secara cuma-cuma
Akan tetapi Kai beserta yang lain menempati rumah itu selama 2 hari, lalu pindah ketempat dekat hutan di sebelah barat laut desa berada
Crimson hanya bisa mengiyakan permintaan Kai, karena Kai juga di anggap sebagai pahlawan perang di desa
Kai di beri tanah yang cukup luas, dan di bebaskan dari membayar pajak. Tapi hal itu membuat Kai sedikit tersinggung
“Aku bukan orang miskin, jadi jangan bedakan aku dengan yang lain” katanya
Dan pada akhirnya pajak untuk Kai dan lainnya sebesar 50 koin tembaga, satu orang di beri pajak 10 tembaga dan itu sama seperti penduduk lain
Namun Kai memberikan 500 koin emas, Crimson terkejut akan hal itu lalu Kai menjelaskan kalau uang itu untuk bayaran tanah yang di berikan kepadanya
Kai tak ingin berhutang budi kepada siapapun jadi dia ingin mengambil jalan netral
Dan Kai membangun sebuah kayu yang cukup luas, di sana terdapat 2 kamar, yang satu untuk Kai dan Azusa, sisanya untuk Kuon, Maina dan Yuna
Tentu saja Kai membangung menggunakan kekuatan sihirnya
Sebuah kamar mandi yang cukup luas beserta bak mandi, dapur, ruang makan, dan ruang tamu
Kai dengan sengaja hanya mengisi kamar tidur lengkap dengan furnitur, Kamar Kai dan Azusa memiliki sebuah ranjang yang cukup luas untuk berdua, dua lemari, cermin, dua kursi, dan meja
Sementara di kamar lainnya hampir tidak ada perbedaan, hanya 2 kasur bertingkat, 2 pasang kursi dan meja yang agak besar
Sementara untuk dapur, ada dua kompor dari batu sihir, tempat untuk mencuci, 1 lusin gelas, piring, mangkok, sendok, garpu & pisau yang tersimpan di sebuah meja besar yang memiliki banyak laci di tengah dapur untuk memotong bahan
Alat penggorengan yang cukup lengkap dengan berbagai ukuran, bahkan ada tempat khusus untuk memanggang dan juga sebuah Kulkas dua pintu yang cukup besar, mirip seperti dapur modern tapi semua terbuat dari kayu
Kulkas itu buatan Kai yang menggunakan sihir ruang dan es miliknya
Sementara sisanya Kai akan membeli barang-barang di toko dekat alun-alun
Dan hari ini adalah perginya mereka berlima ke toko di desa, Kai dan Kuon pergi mencari barang untuk ruang tamu dan teras
Sementara untuk Azusa, Maina dan Yuna pergi mencari bahan makanan dan baju dengan membawa 10 koin emas
**##**
Dalam perjalanan, semua orang terlihat sangat tegang saat rombongan Kai melintas, lebih tepatnya kearah Kai
“Kalian bertiga, setelah selesai langsung kembali kerumah” ucap Kai lalu meninggalkan mereka bertiga
Kai dan Kuon segera mencari toko yang menjual barang yang mereka butuhkan, tapi kebanyakan meraka takut saat Kai yang sehingga Kuon yang mengantikan untuk bertanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Arc 1- Trouble in Parallel World
AdventureSetelah kejadian demi kejadian di dunia lain, Kaito mendapatkan julukan baru, yaitu 'Abyss Walker'. Dan mulai mencoba untuk hidup biasa seperti dulu Seorang dewa muncul dan memanggil semua teman sekelasnya untuk pergi ke dunia lain tanpa dirinya ...