Bimbang

3.1K 234 38
                                    

Aku sekarang sudah membaringkan wanita berpakaian gotik itu di sofa yang sudah aku bersihkan, dan menghilangkan semua debunya

Tak berapa lama kemudia dia terbangun

Setelah melihat dimana dia berada, dan akhirnya wanita itu melihatku

Seolah ingat akan sesuatu, dia mulai meringkuk dengan ketakutan, bahkan dia juga mengeluarkan air mata

“Haahh... sebelum itu, bisakah kau bawa adikmu kemari?”

Wanita ini berpikir sebentar lalu mengingat akan adiknya

“Nia..” dia langsung berdiri dan mencoba lari tapi aku sudah mengenggam tangan kirinya

“Tunggu dulu, aku tak tau apa yang terjadi, maka dari itu, aku akan ikut”

Seolah tak percaya apa yang aku katakan, wanita ini hanya mengangguk

Aku setuju dan akhirnya mengikutinya

****

Kami berdua berjalan entah kemana, tapi yang jelas ini adalah pemukiman kumuh

Terlihat jelas dari orang-orang dan bangunan di sekitarnya

Kami berdua berlari entah sampai kapan

Setelah sekian lama berlari, kami akhirnya sampai

Sebuah rumah yang rusak dan tak beratap, bahkan aku bisa menyebutnya reruntuhan

Kami memasuki pintu rumah yang berupa kain yang digantung

Saat kami beruda masuk sesosok gadis kecil berambut hitam panjang yang di kuncir twintail, dengan pakaian lusuh sedang terbaring di dekat api unggun

Aku melihat sekeliling bahwa tempat ini sudah berantakan dan si gadis kecil ini perlahan mengeluarkan cairan merah di bawahnya

Wanita bersamaku ini langsung mengangkatnya dan terlihat sebuah bekas tusukkan di perut gadis kecil itu

“Niaaa.... Niaa..” teriak wanita itu dengan memeluk adiknya yang sekarat

Air mata tak bisa terbendung lagi, dia menangis dengan mendekap adiknya

Lalu wanita itu menatapku dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipi putihnya

Seolah aku adalah satu-satu harapannya yang tersisa, tapi aku hanya menggelengkan kepalaku

Menyedari isyaratku itu wanita ini mulai menangis dengan keras dan terdengar sangat pilu dan teriakkannya semakin menjadi-jadi

Aku perlahan berjalan dan duduk di samping mereka berdua, dan aku meletakkan tangan kananku di dahi gadis kecil itu

“Hanya kali ini saja, paham”

Wanita ini langsung melebarkan pandangannya mendengar apa yang aku katakan

Perlahan semua tubuh gadis ini di selimuti cahaya hijau, perlahan luka di perutnya tertutup dan sembuh tanpa bekas

Wanita ini seperti melihat sebuah keajaiban, adiknya yang sekarat bisa di sembuhkan dalam sekejap

Perlahan gadis itu membuka kedua matanya, mata berwarna kuning terang sangat cocok dengan rambutnya

Menyadari bahwa adiknya telah membuka matanya, wanita itu langsung memeluknya

“Nia...”

“Kakak...”

Sebenarnya aku tak keberatan membantu, selama mereka bukan musuh, sebenarnya wanita ini adalah musuhku, tapi melihat masa lalunya  sepertinya dia terpaksa jadi aku maafkan kali ini, mungkin...

Arc 1- Trouble in Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang