Chapter 8

3 2 0
                                    

Anza menyetir mobil dengan sangat perlahan membuat Lourah kesal setengah mati. Lourah sudah menyuruh Anza untuk menaikan sedikit kecepatannya tetapi Anza menolak dengan alasan.

'Ini udah malem Nhatha, gue gak mau mati muda somplak!'

Kalimat Anza masih terus terngiang di telinganya. Bagaimana tidak? Setiap malam Anza selalu menang balapan liar motor maupun mobil. Jalanan ini sepi tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang, tetapi gadis yang sedang menyetir ini takut untuk kecelakaan. Sungguh lucu menurutnya.

"Woy! Udah - udah! Ganti biar gue aja yang nyetir! Lo lama banget, kapan nyampenya kalau gini?!" Anza terperanjat kaget karena mendengar teriakan si penumpang.

"Gak ah! Gue gak mau mati muda Nhatha, gak ngerti banget sih." Dengus Anza keukeuh tetap pada kursinya.

Lourah melebarkan matanya yang sudah berapi api karena gadis si pengemudi yang susah untuk di bilangin.

"Sana! Biar gue aja, perut gue udah laper, lo juga gak kasian sama si Rachel? Dia harus cepet - cepet ngurus kakak nya?" Perkataan Lourah membuat Anza terdiam lalu menuruti semua perintahnya.

Lourah tersenyum penuh kemenangan karena dengan mudahnya dirinya bisa mengalahkan ke keras kepala-an si gadis.

"Heh! Lo berdua kenapa berhenti di tengah jalan? Ada masalah?" Tanya Veen.

Lourah dan Anza tersentak mendengar suara khas seorang pria.

"Gue ngomong malah di kacangin, mobilnya kenapa? Mogok?" Tanya Veen bertubi - tubi.

"Satu - satu kalau mau nanya! Gue sama Lourah baik - baik aja, lo nya aja yang berlebihan!" Jawab Anza sedikit ketus.

Veen mendelik tak suka.

"Gue cuma khawatir sama adek gue, kalau dia lagi sama lo bawaannya horror banget." Ucap Veen jujur.

"Adek lo siapa bang? Lourah? Mana mau dia." Kekeh Anza.

"Diem! Udah larut banget ini, gue harus ngurusin si Rachel juga. Kalian malah nunda - nunda. Bikin kesel aja sih." Lourah masuk kedalam mobil lalu dengan cepat mobil itu melesat pergi meninggalkan semua nya.

Veen mencoba mencerna apa yang yang barusan terjadi. Ingin rasanya tertawa keras tetapi Fazzha menutupinya dengan sangat sempurna.

"Veen! Mobil lo di bawa sama Lourah, disana juga ada Rachel kan?" Veen langsung sadar saat Fazzha menyebutkan nama gadis cantik itu.

"Gila! Lourah! Rachel gue pake di bawa lagi, kepalanya bakal gue pites, liat aja nanti." Dengusnya kemudian menoleh pada dua gadis cantik itu.

Anza memasuki mobilnya pergi dan ikut meninggalkan Veen dan Fazzha berdua. Baru saja Veen ingin menumpang dengan Anza tetapi gadis itu juga ikut meninggalkan dirinya.

"Gue nebeng sama lo ya?" Pinta Veen dan Fazzha menganggukkan kepalanya.

"Ada syaratnya!" Ujar Fazzha tersenyum.

Perasaan Veen mulai tidak enak tentang syarat dari si gadis manis ini.

"Selama setahun lo harus bayarin club-ing sama minumannya. So, gimana menurut lo?" Veen terpelongo.

"Lo jahat banget sih sama gue Zha, gak kasian amat. Lo kan tau kalau tempat itu bukan punya gue, tapi punya bang Vlish. Gue gak bisa seenaknya lah." Jelas Veen.

Telinga Fazzha pura - pura tidak berfungsi mendengar penuturan si pria yang menurutnya sedikit lebay. Veen memiliki tubuh yang bisa dibilang sangat seksi karena dada bidangnya. Tetapi kenapa saat ini pria itu terlihat seperti wanita yang entahlah.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang