Chapter 24

8 1 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gimana? Lo udah ketemu sama Anza?" Tanya Lourah pada Vanka.

"Belum, gimana sama yang lain?"

Lourah membuang nafasnya kasar. Kejadian ini sempat terjadi dan kini terulang kembali karena ulah orang yang sama.

"Mereka belum ngabarin gue yang artinya Anza masih belum ketemu. Gue gak bisa gini terus, gue harus balas dendam ke Varhan. Lo anaknya, jadi gue mohon buat gak ngehalangin gue."

Vanka terlihat terkejut dengan perkataan Lourah yang tidak main - main. Dengan jelas Vanka melihat keseriusan dan tekad yang sudah bulat dari bola mata Lourah.

"Tenang, gue gak akan nyakitin fisiknya tapi gue bakal habisin semua materi yang dia punya. Dengan kata lain gue bakal bikin bangkrut perusahaan bokap lo dengan otak gue. Gue tau ini licik tapi gue bisa apa selain ngelakuin ini karena pastinya Anza gak akan ngebiarin Varhan terluka sedikitpun." Jelasnya.

"Kalau Papah bangkrut, gue sama Mamah mau dikemanain?" Bukannya menjawab pertanyaan Vanka, Lourah malah tertawa kencang.

"Anza punya temen yang gak bakal buat dia kesusahan sedikitpun, lo sama Mamah Ve bakal aman tinggal bareng kita. Gimana? Lo setuju sama rencana gue kan?" Tanya Lourah yang butuh kepastian.

"Terserah deh, tapi gue sayang banget sama bokap, dia punya relasi bisnis dimana - mana dan lagi cabang hotelnya juga gak sedikit. Lo yakin bisa ngancurin bokap gue?" Lourah memberikan senyuman kecilnya untuk Vanka.

"Nhathalie Lourah Yhowanna, itu nama lengkap gue. Lo pahamkan sekarang?" Melihat keterkejutan Vanka yang entah sudah berapa membuat Lourah yakin jika gadis dihadapannya saat ini sudah mengetahui sesuatu.

"Kita lanjut cari Anza, ada satu tempat yang belum kita datengin dan gue yakin Anza ada disana sekarang." Mereka kembali masuk kedalam mobil setelah mengistirahatkan tubuh mereka dengan minuman dingin.

...

Tubuhnya bergetar hebat menatap batu nisan yang sudah menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Tiada hentinya dia mengeluarkan air mata dengan isakan pilu. Suara seraknya terus saja memanggil seseorang yang sudah pasti berada di balik gundukan tanah itu.

"Mah, bangun yuk, Mamah gak mau liat Anza ya? Liat, Anza udah gede dong sekarang, banyak yang sayang sama Anza, ada Lourah, Fazzha, Reysha, Mamah Ve, Vanka. Masih banyak lagi deh."

"Anza cuma baru liat di foto, Anza mau liat muka Mamah secara langsung. Bangun yuk, Anza mau ngenalin sahabat - sahabat Anza ke Mamah. Mereka semua baik sama Anza."

Lagi, isak tangis yang berusaha dia hentikan, isak tangis yang sedari tadi berusaja dia tahan pecah dengan sendirinya. Air mata yang mengalir bagai air terjun itu menerobos keluar dari pelupuk manik indah Anza.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang