Chapter 4

12 4 9
                                    

Menyambut sang mentari dengan susu hangat di tangannya. Itulah kebiasaan yang biasa di lakukan seorang gadis dengan nama Anza. Di tatapnya satu persatu sahabatnya yang sedang tertidur.

'Gue beruntung banget gak sih punya kalian yang selalu nyemangatin gue, dia saat gue bener - bener terpuruk' batin Anza.

Niatnya untuk membangunkan Fazzha karena memang dialah yang paling mudah untuk di bangunkan.

"Fazzha, cepet bangun udah jam 6, nanti kita telat ke sekolah." Ucap Anza sembari menggoyangkan tubuh Fazzha.

Fazzha yang merasa bagian dirinya terguncang mulai membuka kedua mata indahnya.

Manik matanya menelisik seisi ruangan itu.

'Ah, masih di sini toh. Udah ah gue mandi duluan, masa bodo sama mereka yang doyan tidur' Ucap Fazzha dalam hati.

Fazzha bangkit dari duduknya dan segera pergi menuju kamarnya di lantai dua menggunakan lift.

Baru saja ingin membuka pintu kaca transparan besar itu, namanya di panggil.

Menolehkan sedikit kepalanya dan menatap Anza yang ternyata dialah yang memanggil namanya.

"Lo mau kemana kutil?" Tanya Anza tak santai.

"Mandilah, gue mau ke kamar terus siap - siap buat sekolah. Lo juga sana siap - siap, gue gak mau kita telat." Suruh Fazzha yang tak perduli pada sahabatnya yang masih terlelap.

"Lo gak liat nih? Bantuin gue bangunin mereka lah!" Teriak Anza yang kesal pada manusia yang masih berada di alam mimpi.

"Yaudah iya, gue bantuin asalkan sarapan kali ini lo yang traktir." Anza hanya mendengus kesal pada manusia satu ini.

"Pemilik restoran mewah di beberapa negara, buat sarapan aja masih nyari yang gratisan!" Dengus Anza.

Fazzha hanya menampilkan daretan giginya yang putih rapi.

Akhirnya Fazzha membantu Anza untuk membangunkan Lourah dan Reysha.

Setelah Fazzha Membangunkan Lourah, gadis dengan tinggi semampai itu pergi menuju kamarnya tanpa memperdulikan tatapan dari Anza.

Lourah mengerjapkan matanya, cahaya matahari menusuk mata hijaunya.

"Cepet mandi! Biar gue yang bangunin Chacha." Suruh Anza pada Lourah, namun yang diajak bicara hanya menampilkan wajah cengonya.

Anza semakin kesal karena Lourah tak bergeming dari duduknya saat ini.

"NHATHALIE LOURAH YHOWANNA! CEPET MANDI! LO GAK MAU TELAT KE SEKOLAH 'KAN?!" Teriak Anza tepat di telinga kanan Lourah.

"Astaga Anza! Telinga gue sakit nih, tega banget sih lo." Dengus Lourah sembari mengusap telinga kanannya yang di teriaki Anza.

"Salah lo lah, gue udah bangunin lo dari tadi, eh lo nya malah dengan teganya ngacangin gue." Bela Anza pada dirinya.

"Lebay nya kumat deh, ya udah iya ini gue bangun. Lo sana deh masakin sarapan, biar gue aja yang bangunin Chacha." Anza hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan Lourah.

Jam sudah menunjukan pukul 6.30, keempat gadis ini masih berkutat dengan sendok dan piringnya.

"Thalie dimana Lou?" Tanya Anza memecahkan keheningan.

"Masih di kamar, kenapa?" Tanya Lourah balik.

"Enggak tau juga sih, btw bukannya dia satu sekolah sama kita?" Tanya Reysha memastikan.

"Hem, Dhivi udah ngurus semuanya kok. Jadi ya tinggal nyari kelas aja." Jawab Lourah.

"Udah telat nih, cepet kek makannya!" Teriak Fazzha yang sudah siap dengan tas kecil yang di sampir kan di sebelah punggungnya.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang