Chapter 11

3 5 0
                                    


Anza terbangun dari tidurnya karena suara - suara aneh yang berisik telah mengganggu tidur nyenyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anza terbangun dari tidurnya karena suara - suara aneh yang berisik telah mengganggu tidur nyenyaknya. Dengan lemas Anza turun dari tempat tidurnya lalu meraih handuk dan pakaian untuk di bawa ke kamar mandi. Tidak mengindahkan suara - suara yang menurutnya semakin berisik.

Gemericik air terdengar di saat pintu kamar mandi Anza tertutup rapat.

Lima belas menit Anza habis kan untuk membersihkan dirinya dan memakai pakaian yang casual.

Mulai bergelung dengan hal yang mengganggu pikirannya. Bagaimana bisa diri mengalami hal yang sulit untuk diterima.

'Astaga. Pasti Lourah bakal nanya gue kenapa, gue harus jawab apaan dong. Sedangkan bang Yoel sama kak Lian gak ngasih tau apa - apaan' batin Anza.

Lelah karena terus - terusan memikirkan hal yang membuat kepalanya semakin sakit Anza keluar dari kamarnya menuju meja makan. Mendengar namanya di panggil Anza menoleh kan kepala nya. Dapat dia lihat kalau yang memanggil namanya adalah si pemilik rumah.

"Waktunya makan terus minum obat. Gak usah masuk dulu karena kondisi lo yang enggak memungkinkan. Fazzha sama Chacha yang bakal mimpin rapat buat saat ini dan tugas gue jagain lo. Sekarang makan dulu." Jelas Lourah kemudian menarik tangan Anza dan membawanya menuju meja makan.

Tidak banyak makanan yang tersedia di meja makan. Karena Lourah memang benci dengan hal yang berhubungan dengan dapur dan pekerjaan rumah tangga. Lourah memang benci terhadap hal yang berbau urusan rumah tangga namun kemampuan masaknya tidak boleh di ragukan lagi.

Hanya ada nasi goreng dan ayam crispy serta dua gelas susu dan dua gelas air putih yang menemani sarapan mereka.

"Makan yang bener! Minum susunya juga kalau lo mau sehat dan masuk sekolah lagi." Ujar Lourah cepat karena yang ia tahu adalah gadis yang duduk di hadapannya saat ini sangat susah untuk minum susu apa lagi makan yang teratur.

"Iya - iya, gak usah banyak ngoceh juga kali. Gue bukan anak lo dan lo bukan orang tua gue." Dengus Anza mulai menyendok kan nasi dan lauk pauk yang tersedia.

Lourah tidak mengindahkan perkataan Anza yang menurutnya sedikit nyelekit. Dirinya memang bukan keluarga ataupun kerabat dekat namun Dirinya hanyalah seorang sahabat yang selalu menemani waktunya dikala senang dan sedih, hancur dan bahagia.

Kedua gadis itu sudah mengakhiri acara makan makan paginya. Sekarang Anza dan Lourah tengah duduk di sofa ruang tamu. Terdiam dan saling menatap satu sama lain. Tv yang berada di tengah tengah mereka menjadi saksi bisu antara kedua gadis itu.

"Lo? Gue tau lo pasti belum tau apa - apaan kan? Kenapa lo bisa masuk rumah sakit?" Anza tidak menyahuti pertanyaan dari Lourah.

"Jawab kek! Gue nanya lo barusan." Dengus Lourah.

Anza masih terdiam tidak menanggapi pertanyaan dari sahabatnya itu.

Lourah membuang nafasnya kasar lalu berdiri dari tempatnya duduk. Menghampiri si lawan bicara yang masih keukeuh tidak mau membuka mulutnya.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang