Chapter 18

6 1 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tok...Tok...Tok...



Terdengar suara ketukan pintu kamar yang entah milik siapa. Tanpa ada yang tahu ternyata gadis yang mengetuk pintu adalah Vanka. Gadis itu hanya ingin menanyakan banyak hal pada saudara tirinya itu.

Setelah berhasil masuk ke kamar Anza, hal pertama yang Vanka lihat yaitu saudara tirinya yang sedang duduk manis di pagar pembatas balkon kamar.

Terlihat gila memang, tetapi itulah yang dilihat Vanka. Gadis itu mendekat pada saudara tirinya.

"Ada perlu apa?" Tanya Anza tanpa melihat siapa yang mengunjungi kamarnya di malam hari yang sudah larut.

Vanka kikuk sendiri ditanyai langsung pada intinya seperti itu. Rasanya sungguh aneh, karena Vanka adalah tipe gadis yang suka banyak omong atau berbasa - basi. Berbanding terbalik dengan sifat Anza.

"Gue cuma mau tau banyak tentang lo." Ungkap Vanka lalu duduk di samping Anza.

Anza menolehkan kepalanya untuk melihat gadis yang sudah menjadi saudara tirinya.

"Faktanya gue itu saudara tiri lo, cukup kan?" Kata Anza lalu mengalihkan tatapannya kembali pada langit malam yang di penuhi dengan banyak bintang.

"Fakta yang lain." Vanka mempertegas ucapannya.

Anza menghela nafas kasar. Padahal belum ada sehari dirinya mengenal Vanka, tetapi gadis itu sudah merepotkan dirinya.

"Lo tau? Gue itu seakan bisu, tuli, lumpuh." Vanka tidak paham dengan semua perkataan Anza.

Gadis itu tetap diam mendengarkan saudara tirinya berbicara.

"Bisu karena gak bisa nyebut nama lo ataupun nyebut nama gue dengan nama Vanza Vilhan. Tuli karena gue gak mau denger sesuatu yang rasanya pahit dan berujung pada sakit di hati gue. Lumpuh karena gue gak bisa ngerebut apa yang seharusnya jadi milik gue. Semua itu gue rasain di dalam ruang lingkup keluarga gue sendiri."

Tentu saja dengan semua perkataan Anza, Vanka tahu kalau gadis yang duduk di sampingnya itu sangat rapuh.

"Gue pengen kayak lo, anehkan? Padahal kita baru kenal tapi gue udah iri sama lo. Keluarga lo lengkap gak kayak gue, lo punya ayah yang selalu setia jadi sandaran di saat ada yang nyakitin lo atau udah buat lo nangis. Mamah? Gue gak ngerti gimana ngomongnya. Karena dari kecil gue cuma manggil Papah."

"Bintang yang jauh lebih terang dari bintang yang lainnya bakal cepet mati. Bintang itu mirip sama gue karena gue terkenal lebih ceria dan suka nyari ribut. Gue juga bakal cepet mati kayak bintang itu. Tujuan gue ngasih tau lo itu juga gue gak tau. Intinya seceria apapun orang itu pasti ada sesuatu yang mengganggu dirinya. Semanis apapun senyumannya pasti ada suatu kesedihan yang luar biasa." Jelas Anza.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang