Chapter 15

6 3 6
                                    


Hari semakin gelap hingga terangnya langit menggantikan sang gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari semakin gelap hingga terangnya langit menggantikan sang gelap. Keadaannya tidak jauh beda dari hari - hari sebelumnya. Seperti Rachel yang mulai bekerja menjadi bertender di club-nya Vlish dan sudah tinggal di apartment walau pun tidak terlalu besar tapi cukup untuk satu atau dua orang. Veen juga semakin menjaga Rachel, entah kemana sifat brengseknya.

Dynara, adiknya Lourah. Gadis itu masih belum mengizinkan Lourah untuk membawanya kembali karena keadaan rumahnya saat ini sedang kacau. Untuk sementara ini Anza tinggal dengan Lourah. Bahkan belum ada yang mengetahui tentang penyakit Anza kecuali Lourah dan Yoel.

Sebenarnya Anza ingin sekali mengetahui dirinya itu sakit apa? Kenapa setiap dia memikirkan hal yang berat kepalanya langsung sakit seperti di hantam dengan sesuatu yang keras.

Saat ini, di rumah keluarga Yhowanna terlihat seorang gadis yang tengah sibuk mengotak ngatik benda - benda di dapur.

"Aduh! Caranya bikin mie gimana sih? Ah elah kebiasaan delivery sama di masakin Lourah jadi gini nih." Keluh Anza.

Anza sudah membuka aplikasi google nya. Mencari tau bagaimana cara membuat mie instan yang mudah dan cepat. Anza seorang wanita. Semua orang tau itu. Anza tidak pernah ke dapur untuk memasak kecuali untuk meminum air atau mencari camilan. Anza tidak bisa memasak, para sahabatnya mengetahui itu.

Entah apa yang Anza bisa lakukan sebagai seorang wanita. Dalam berpakaiannya pun Anza tidak pernah terlihat lembut dan feminim, karena menurutnya itu bukanlah dirinya yang asli. Jika di lihat ke dalam lemarinya pun Anza tidak memiliki satupun dress ataupun skirt.

Anza memang menyukai warna hitam dan ungu, tetapi barang - barang itu kebanyakan warna hitam, putih, dan abu abu. Sungguh monokrom sekali hidup Anza ini.

"Lo ngapain?" Tanya seseorang yang tidak tau tempat nya mengagetkan Anza.

Untung saja Anza tidak memiliki riwayat sakit jantung. Coba saja kalau punya, sudah bahagia dirinya di sisi tuhan.

"Lo apa - apaan sih? Gak usah ngagetin gue kayak gitu dong! Masih selamat lo karena air panas yang udah gue masak gak kena muka lo yang datar." Sungut Anza lalu lanjut masak mie instannya.

"Santai aja kali. Gue cuma mau minum sama masak buat sarapan. Lo ngapain masak air?" Tanya Giran sambil menunjuk air yang sama sekali belum panas itu.

Merasa dirinya di jatuhkan karena air yang ada di dalam panci itu belum panas, Anza bersiap untuk mengeluarkan sumpah serapahnya untuk pria datar seperti Giran.

"Gue mau masak mie. Laper, yang lain belum bangun jadi gue gak mau ribet - ribet masaknya." Jawab Anza.

"Bilang aja gak bisa masak za. Kompornya gak akan nyala kalau cuma di liatin kayak gitu." Ejek Giran.

Anza mendelik tak suka pada pernyataan Giran yang lebih tepatnya sebuah ejekan untuk dirinya.

"Nyebelin banget sih lo! Harusnya tuh lo bersyukur karena Lourah ngasih satu kamarnya buat lo." Dengus Anza.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang