Chapter 27

4 2 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dihari berikutnya mereka benar - benar melakukan apa yang para pria takutkan. Shopping. Satu kata yang amat sangat menyeramkan bagi kaun adam. Terlebih lagi jika diri mereka sudah memiliki kekasih yang harus mereka manjakan.

Yoel juga harus mengorbankan satu kartu kreditnya untuk sang adik kecil. Padahal Veranda dengan berat hati menolak semua yang Yoel lakukan untuk Anza. Tetapi pria 18 tahun itu tersenyum dan mengatakan jika Anza adalah bagian penting dalam hidupnya.

Uang tidak jadi masalah dan mudah untuk mencarinya lagi tetapi kebahagiaan akan sulit dicari. Anza adalah kebahagiaan Yoel dan Yeol adalah pria yang membuat Anza merasa aman dika pria itu berada didekatnnya.

"Bang! Anza mau beli itu. Beliin satu ya?" Pintanya.

Yoel tersenyum dan mengangguk. Mengikuit kemana Anza pergi dan memasuki salah satu toko elektronik. Anza memang menyukai hal yang berbau teknologi. Terbukti dengan berbagai macam jenis kamera yang berada di lemari kaca khusus untuk menyimpan semua kamera miliknya.

"Kamu pilih yang mana?" Tanya Yoel.

Anza terlihat sedang memilih kamera yang belum dia miliki. Sebenarnya Anza ingin memborong semua jenis kamera yang dia inginkan tetapi itu tidak mungkin karena bukan uang miliknya yang dia pakai.

"Ambil berapapun yang kamu mau, bang Yoel siap bayarinnya." Ucap Yoel seakan membaca pikiran Anza.

"Satu aja cukup, aku mau yang itu." Tunjuk Anza pada sebuah kamera yang sangat elegan dan cantik.

Dari segi bentuk dan designe-nya kamera itu sudah pasti untuk fotografer yang sudah pro. Anza tertarik pada kamera yang satu itu. Kamera yang belum dia miliki. Dalam waktu dekat kamera - kamera lamanya akan mendapatkan teman baru.

Anza juga belum memakai semua kamera itu karena rasa cintanya yang mengahalangi dirinya untuk tidak menggunakan satu kamera pun. Kamera yang akan dibelinya juga tidak akan pernah dia gunakan.

Memilih untuk menyimpan semua itu dalam satu lemari kaca yang besar. Setiap kamera memiliki bantalan atau penyanggahnya sendiri.

Unik memang, sangat unik. Anza sendiri yang mengumpulkan semua kamera itu. Lourah dan yang lainnya hanya membantu mencari lemari kaca yang besar untuk anak - anak Anza. Begitulah mereka menyebutnya.

"Kenapa cuma satu? Ambil aja yang kamu mau, uang aku juga gak akan abis cuma beli kamera yang kamu mau itu." Kata Yoel.

"Anza gak mau jajanin uang bang Yoel dengan beli kamera mahal ini. Satu aja udah cukup kok, nanti Anza minta beliin sama Lourah aja." Jawabnya.

Yoel terkekeh kecil mendengar Anza yang bersuara kecil itu dengan kepalanya yang menunduk. Jari - jemarinya saling bertautan dan memainkan kuku ibu jarinya.

Mengenggam tangan yang lebih kecil darinya erat. Membawa gadis itu kembali menghadap pada rentetan kamera yang bentuknya tidak besar dan tidak sebesar harga yang terpasang di price tag setiap kamera.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang