Chapter 49

11 2 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tepat di hari pemakaman Anza, seluruh orang yang Anza kenali berdatangan dan mengucapkan bela sungkawa pada Ayahnya. Varhan Arkhana Villhan. Tentunya pria tua itu memilih untuk datang dan menghadiri penghormatan terakhir putri keluarga Villhan. Upaya Yoel agar Villhan datang pun berhasil.

Kini kelima orang minus Rey dan Arthur sudah berdiri di depan peti yang Anza sudah berada di dalamnya. Tak kuasa melihat sahabatnya ditimbun tanah, Fazzha dan Reysha beralih memeluk orang yang berada di dekatnya. Jika Lourah berada di tempat yang sama, maka akan dipastikan kalau hidup seorang Varhan Villhan akan tamat hari itu juga.

Isak tangis dari kedua sahabat Anza masih setia mengiringi pembacaan doa agar arwahnya akan bahagia kelak disisi Tuhan. Begitupun dengan Veranda, Ibunda dari Anza juga tidak berhenti meluruhkan air matanya.

Sementara itu, jauh dari keramaian seorang gadis berpakaian hitam dengan jas hitam serta masker dan kacamata hitam melekat pada bagian tubuhnya memandangi kegiatan haru yang menyedihkan.

"We'll see, you gonna die in my hands." Bisiknya dengan seringai kejam.

Gadis misterius itu menghampiri gundukan tanah merah kemudian meletakkan setangkai bunga lavender di atas batu nissan Vanza Rhain Michella. Tersenyum kecil lalu kembali berdiri setelah membisikkan sesuatu.

"I really believe that you are a great actress." Ia menatap ke arah Fazzha dan juga Reysha yang masih menangis dalam pelukan dua orang pria.

Senyuman manis terukir di bibirnya. Rhean dan Davin berhasil menjaga Fazzha dan Reysha dengan baik. Tidak ada yang mengetahui siapa orang itu kecuali Yoel, Veranda dan tentunya orang yang terkubur didalam sana.

Sekali lagi ia tersenyum kecil ke arah Yoel. Detik berikutnya orang itu pergi meninggalkan area pemakaman. Menaiki mobil Ferrari putih yang terparkir, menempati kursi di balik kemudi dan tersenyum pada orang yang duduk di kursi samping kemudi.

"And, we just need another place for you." Mobil putih itu berlalu pergi meninggalkan area pemakaman.

Kembali lagi pada Fazzha dan Reysha, kedua sahabat itu menyelesaikan prosesi pemakaman dengan lancar. Yoel meraih tangan Fazzha untuk ikut bersamanya dengan Davin dan Reysha berada di belakang mereka. Disusul oleh Arthur, Rey dan Rhean yang ikut pergi.

Tunggu! Sepertinya Yoel melupakan sesuatu, ah benar, dirinya belum sempat menemui Veranda yang tengah berada di dekapan Varhan. Wanita dewasa itu menangis tanpa henti. Begitupun dengan Vanka, gadis remaja itu terdiam tidak melakukan apapun selain melihat saudara tirinya yang sudah terkubur didalam tanah.

Belum banyak yang Vanka lakukan bersama dengan Anza. Secuil memori yang mereka rajut bersama sepertinya akan ia ingat selamanya.

Vanka berlalu pergi begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya. Gelenyar rasa sakit tiada hentinya menyerang perasaannya yang kalut. Tentu saja Vanka merasa begitu kehilangan seseorang yang telah berusaha menerima dirinya dengan susah payah.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang