Chapter 42

2 1 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Brak!




Gebrakan pada meja yang diisi oleh Anza dan teman - teman membuat kelima manusia itu tersentak kaget. Mimik wajah Reysha berubah menjadi gelisah dan marah karena berani sekali Randy menganggu dirinya dan ketiga sahabatnya ditambah dengan kehadiran Davin yang pasti akan menjadi ajang adu pukul.

"Maksud lo apasih?!" Teriak Reysha.

"Kenapa kamu gak jawab telfon dari aku?" Tanya Randy balik.

"Gue gak bisa punya hubungan sama orang yang suka mainin perasaan perempuan lain. Udah cukup, gue mau kita berakhir dengan baik tanpa adanya amarah yang ikut serta."

Randy menggeleng kuat. "Gak, gue gak bisa jauh dari lo. Gue gak bisa lo dimiliki sama orang lain. Kenapa lo gak ngerti juga sih kalau gue cuma cinta sama lo, mereka cuma mainan gue dan gak lebih."

"Exusme sir, she's my girlfriend now dan gak lama lagi status kita akan berganti menjadi sepasang suami istri. What do you want now?" Suara Davin yang memang kalem dan adem tidak menutup kemungkinan jika pria itu menahan segala amarahnya dengan sangat baik.

"Shut up your mouth suffer! I don't talk to you, I talk to my sweetgirl. So, you better close your mouth." Desis Randy.

Ditariknya tangan Reysha dengan kasar oleh Randy, ringisan kecil tercipta begitu saja dari bibir tipis Reysha. Tidak tinggal diam, Davin mencekal tarikan tangan Randy pada Reysha dan langsung memutuskannya. Menutupi tubuh mungil Reysha dibalik tubuh tegapnya.

Davin sudah tidak bisa lagi menahan kemurkaannya, siapapun yang berani menyakiti orang yang dia sayangi akan bertemu dengan Tuhan dalam waktu cepat. Hitungan detik maka orang itu sudah tidak akan lagi berbagi nafas di belahan bumi manapun.

"Lo udah berani nyakitin Reysha. Jangan harap setelah ini gue bakal biarin lo berkeliaran disekitar Reysha. Pergi dari hadapan gue sekarang atau peluru ini akan melesat dan bersarang di kepala lo." Davin mengeluarkan revolver pemberian dari Lourah tentunya.

Randy yang memang nyalinya ciut langsung lari pergi dari kantin. Suasana kantin tidak ada ubahnya sejak awal mereka datangi. Sepi dan tentram. Bell istirahat sekolah masih belum terdengar, entah apa yang para guru lakukan didalam kelas.

Davin memeluk erat Reysha. Memberi ketenangan lewat usapan lembut pada puncuk kepala si gadis. Mentranfer kehangatan dari tubuhnya.

Anza, Lourah dan Fazzha memilih untuk diam sedari tadi karena mereka sangat yakin jika Davin akan menjaga sahabat mereka dengan baik.

"Pulang yuk, udah gak mood gue buat belajar." Ajak Anza.

"Ayuklah! Kita mampir kemana dulu gak nih?" Tanya Fazzha.

"Pengennya sih ke rumah Mamah, menurut kalian gimana?"

"Gue sih ayok aja." Jawab Lourah.

"Gue juga ayok, tapi kalau ajak Davin gapapa 'kan?" Anza mengangguk saja menjawab pertanyaan Reysha.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang