Chapter 50

5 2 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ajakan Lian tempo lalu untuk mengajak Nhathan bertemu dengan Lourah ditolak begitu saja. Terhitung sudah satu hari yang lalu tetapi Nhathan tetap nggan untuk bertemu dengan sang adik. Rasa bersalah dan malunya masih besar pada adiknya. Pria itu merasa tidak berperan sebagaimana seorang Kakak yang baik pada Lourah.

Tepat di unit apartemennya, Lourah berjalan gontai menuju pantry kecil di dapur. Seperti biasa dan sudah kebiasaan, dia menenggak minuman beralkohol jenis wine. Tanpa ragu botol wine itu ia tenggak hingga habis tidak tersisa. Pikirannya kalut sekarang, Reysha dan Fazzha sudah ia suruh untuk pergi terlebih dahulu menuju Norwegia.

Ia sudah mengatakan berulang kali akan menyusul tetap dengan sikap keras kepalanya Fazzha menolak dan memaksa ingin pergi bersama. Rasa takutnya datang mengingat kepergian Lourah yang sering kali menguatnya takut.

Dan dengan bantuan Reysha akhirnya Fazzha membuang ego-nya. Fazzha mengalah dan ikut dengan Reysha. Lourah jadi teringat ketika Fazzha merengek tidak ingin pergi tanpanya.

"Haaha, kalian selalu berhasil bikin gue ketawa." Suara tawanya memenuhi satu unitnya.

Celetukkan dari orang yang tidak Lourah undang menguatnya berhenti tertawa.

"Jangan gila disini! Gue gak mungkin bawa orang gila kayak lo ke rumah sakit umum." Alis Lourah terangkat sebelah.

"Gila? Gue juga merasa gitu sekarang." Balasnya.

Orang itu juga meraih botol minuman disamping meja pantry yang semua botol itu tersusun rapi. Berbagai macam jenis alkohol dan tingkat alkohol yang berbeda pula.

"Biasa aja sih sebenernya." Ujarnya selagi membuka tutup botol.

"Punya gue itu, kenapa lo minum sih?!" Tukas Lourah dengan raut wajah tak santainya.

"Ck, pelit banget deh. Minta satu botol aja padahal." Jawabnya sinis.

Tidak tau diri memang, masih baik Lourah menampungnya dan tidak menyuruh pulang.

"Pulang sana! Ngapain masih disini sih? Ganggu gue aja."

"Bodo, gue disuruh tinggal sama lo sebelum keberangkatan lo ke Norway."

Lourah mendengus, mengusap wajahnya kasar. Kalau diperhatikan, sifat Anza dan Vanka sedikit mirip, mereka sama - sama susah dibilangin. Paling keras kepala intinya.

"Gak butuh, pulang sana, gue yakin si Varhan nyariin lo sekarang."

"Kata Mamah enggak tuh, dia lagi di perjalanan bisnis jadi gak ada alasan buat dia khawatirin gue."

Dahi Lourah mengernyit heran, perjalanan bisnis? Kenapa harinya pas sekali dengan penebangan kedua sahabatnya. Perasaanya semakin tidak enak saat Vanka mengatakan sesuatu yang membuat terkaannya semakin terasa nyata.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang