Chapter 14

6 3 0
                                    

...

"Nah sampe dimana tadi?"

...


"Kak! Kesini dong, capek gue berdiri terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak! Kesini dong, capek gue berdiri terus. Kalian juga gak nawarin gue air atau apalah, masa iya Bi Lina yang cuma pembantu tapi dia nawarin gue air." Ujar Fazzha.

Zidan sudah tidak bisa menahan amarahnya sekarang, ingin rasanya dia menendang keluar gadis tidak tau diri seperti Fazzha.

Emosinya sudah sampai di ubun - ubun, tinggal tunggu waktu saja untuk Zidan meluapkan kekesalannya pada gadis seperti Fazzha.

Baru saja ingin mengeluarkan suaranya, Zidan kembali terdiam karena bentakan Fazzha pada seluruh orang rumah.

"Kalian semua! Kalian yang udah bikin Fazzha kayak gini! Fazzha jadi liar dan gak tau sopan santun gini gara - gara kalian! Rafhael bilang kalau gue harus pulang demi opa sama oma, tapi dimana kalian waktu si Rhennald ngusir Fazzha? Kalian dimana? Giran sama Zidan yang selalu main sama Fazzha juga pergi entah kemana, hidup Fazzha susah karena kalian semua pergi dan ninggalin Fazzha sendiri diluaran sana. si Rhennald gak sayang sama Fazzha karena yang nyebabin mamah Fazzha meninggal itu Fazzha sendiri."

Fazzha menghela nafasnya kasar berusaha untuk tidak menangis di depan mereka.

"Kak Rafhael pernah bilang kalau si Rhennald pengen ketemu sama gue, tapi kalau cuma buat bahas warisan kayaknya gak perlu. Kasih semua itu untuk kak Fhael. Gue gak butuh sumbangan dari kalian. Dari mulai kalian ngusir gue beberapa tahun yang lalu, disitu gue tau gimana caranya buat hidup di dunia yang kejam dan fana ini. Gue gak ganggu hidup kalian yang tentram tapi kenapa salah satu dari kalian malah buat keluarga gue sedih?! Dia cewek! Bunda kinan lo itu juga berharga kan? Salah satu dari kalian udah buat gue gak bisa ngumpet lagi di dalem kandang."

Fazzha bangkit dari kursi lalu berjalan mendekati Rafhael dan Zidan berada.

Plakk

Suara tamparan itu terdengar nyaring diruangan yang mendadak sepi tidak ada suara sedikit pun.

Semua orang tercengang dengan apa yang dilakukan Fazzha.

Baru saja ingin melayangkan tamparannya lagi, tiba - tiba ada yang menghadang tangannya lalu pipinya merasakan panas yang luar biasa. Tangan itu, tangan yang biasanya mengusap kepalanya sewaktu kecil, tangan yang selalu memegang tangan kecilnya.

Fazzha menampilkan wajah datarnya walaupun disisi lain dirinya sangat tersakiti karena ulah keluarganya. Bahkan saudara yang dulu senantiasa menjaga dan melindungi dirinya.

"Lo nampar gue? Hahh, ini gak sesakit yang si Rhennald lakuin ke gue. Makasih loh buat sign lo di pipi gue. Tangan lo juga udah gak hangat lagi kayak dulu." Desis Fazzha.

Zidan terdiam. Mencoba memikirkan apa yang telah dia lakukan.

Saat ini Fazzha sudah berada dihadapan Giran. Saudaranya satu itu memang terlihat dingin dan cuek, namun tidak untuk Fazzha. Giran akan berubah menjadi seseorang yang hangat dan lembut. Giran sangat menyayangi adik kecilnya yang imut. Fazzha menepuk puncak kepala Giran, walapun harus jinjit karena Giran jauh lebih tinggi darinya.

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang