Chapter 47

7 2 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah kejadian yang sudah pasti terencana dan pastinya akan berhasil, Yoel segera mengabarkan pada seseorang agar tidak ada kecemasan apapun yang orang itu rasakan. Yoel juga begitu memperhatikan ekspresi wajah Villhan serta Nhaufal yang berbeda.

Senyuman kecil tercipta begitu saja dari bibir tipis Yoel. Memang benar sangat berbeda, kesedihan yang mendalam terpancar jelas dari pria yang juga sangat ia benci, ayah dari seseorang yang tengah pergi menjauh dari mereka semua.

Seringai tipis terpancar pada wajah datar Yoel. Aura yang mencekam penuh intimidasi pun terasa begitu kuat bagi orang - orang yang menyadari perubahan kecil itu. Yoel membisikkan sesuatu pada Rhean yang berada di dekatnya, kemudian meminta supaya pria itu untuk memberitahukan apa yang ia katakan pada Arthur dan juga Rey.

Sesuai dengan apa yang Yoel bisikan pada Rhean, pria itu memberitahukan informasi penting dari Yoel. Awalnya mereka cukup terkejut namun setelahnya wajah mereka berubah menjadi sedikit aneh dan menyeramkan. Sepertinya bisikan Yoel patut untuk dicoba. Hanya itu yang mereka pikirkan sekarang. Menyiksa orang. Mendengar jeritan kesakitan. Racauan meminta ampunan. Ya, hanya itu.

.

Berjam - jam sudah akhirnya Anza dinyatakan telah meninggal dunia. Tepat pada pukul empat sore setelah Anza dilarikan ke rumah sakit, pihak medis juga telah mengerahkan semua yang mereka bisa tetapi rupanya Tuhan berkata lain. Tuhan lebih sayang pada Anza.

Reysha dan Fazzha yang berada di depan Anza yang sudah terbaring dengan kain putih yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Nafas mereka terasa tercekat. Reysha meremas kuat punggung Fazzha yang tengah ia peluk. Isakan tangis sialan yang tidak ada hentinya terdengar dari bibir bergetar Reysha.

Sedangkan Fazzha berusaha untuk tetap kuat. Ia harus tetap terjaga dari kesedihannya demi menenangkan Reysha yang berada di dekapannya. Suster yang bertugas menghampiri keduanya, memberikan senyuman terbaik yang suster itu miliki.

"Pasien sudah berhasil melewati masa kritisnya dan saya merasa sedikit senang karena pasien tidak harus merasakan sakit yang berkelanjutan. Saya mohon untuk memberikan pengistirahatan terakhir yang terbaik untuk pasien. Saya permisi." Suster muda itu pergi berlalu dari ruangan inap Anza.

Ruangan serba putih itu terasa sangat suram dan menyedihkan. Begitu menyedihkan dan menyayat hati. Fazzha menepuk pelan punggung Reysha yang semakin terguncang hebat kala mendengar ucapan suster tadi. Kejadian ini tidak ada bisa mereka lupakan, kepergian Anza menjadi pukulan telak bagi keduanya.

"Hiks...hiks...A-Anza! Dia gak beneran ninggalin kita 'kan? Gu-gue gak bisa jauh dari Anza, bilang sama gue kalau ini semua gak nyata! Fazzha!" Reysha terisak hebat seraya mengguncangkan bahu Fazzha kuat.

Fazzha mengerang menahan isakan yang mungkin akan sama besarnya dengan isakan tangis Reysha. "It's real. She's gone, Anza left us forever. I'm sorry."

L & A  || GO INSANE || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang