hampir

20.2K 1K 85
                                    

Aku harap kalian tau caranya menghargai author❤.

                                  ***
Happy reading <3

"Maaf, karena benturan yang terjadi, pasien mengalami pendarahan dan keadaannya melemah terutama pada janinnya, pasien mungkin akan sadar beberapa jam lagi dan setelah sadar nanti pasien harus benar benar bedrest untuk memulihkan kondisinya" Jelas dokter panjang lebar.

Semua yang ada disana langsung menghela nafas, karena penjelasan dokter barusan telah menjawab ke khawatiran mereka tadi. alvin tak menjawab penjelasan dokter, dia langsung berlari memasuki ruang UGD.

Diruangan itu, ruang UGD. Alvin menghampiri seorang wanita yang terbaring lemas di atas brankar dengan mata yang masih tertutup rapat. Alvin meraih tangan vena, menciumnya lalu merintihkan air matanya kembali.

Alvin teringat keadaan vena tadi saat di gedung, vena menangis, merintih kesakitan karena ulah si wanita iblis itu. Jika istri dan anaknya tak terselamatkan mungkin alvin akan berjanji untuk membunuh wanita itu dengan tangannya sendiri.

"Maaf pasien harus dipindahkan keruang rawat inap" Suara suster itu membuat alvin tersadar dari lamunannya.

Alvin mengangguk pelan lalu menjauhkan tangannya dari tangan vena, membiarkan suster membawa brankar vena dan alvin mengikutinya dari belakang.

Semua yang ada diluar ruangan langsung bangkit dari duduknya ketika suster yang membawa brankar vena keluar dari ruangan UGD dan terlihat alvin yang mengikutinya dari belakang.

Lidya dan fresya langsung mengikuti suster untuk keruang rawat inap vena, sedangkan erfan dan daren menghampiri alvin untuk melontarkan beberapa pertanyaan.

"Vena belum sadar?" Tanya daren pada alvin.

"Belum" Jawab alvin lesu.

"Sabar vin, vena sama anak lo pasti baik baik aja ko" Erfan menyambung obrolan keduanya.

Alvin hanya mengangguk seraya tersenyum tipis, lalu ketiganya pun berjalan beriringan menyusul suster,lidya dan fresya yang masih terlihat di depan walau sudah sedikit jauh.

                                   ***

"Vin, kita pulang dlu takut bonyok nyariin, nanti kita kesini lagi" Ujar erfan tersenyum seraya menepuk pelan bahu alvin.

"Iya titip salam kalo vena udah sadar" Sambung lidya menatap sehabatnya yang masih menutup mata.

"Iya, thanks" Alvin tersenyum tipis melihat kepedulian sehabat sehabatnya yang setia menemani.

"Nih, kunci mobil lo" Ujar daren seraya melemparkan kunci mobil alvin dan alvin menangkapnya dengan cepat.

"Trus lo balik gimana?"  Tanya alvin teringat saat ia meminta tolong daren untuk mengendarai mobilnya dan membawa vena kerumah sakit.

"Gue sama fresya bakal minta anter erfan ke gedung tadi buat ngambil mobil, ya fan?" Daren melirik erfan yang sedang merangkul lidya, huh bucin sekali.

"Siap" Erfan tersenyum seraya mengacungkan jempolnya.

Setelah itu, daren fresya, erfan dan lidya pun mulai keluar dari ruangan rawat inap vena. Sunyi, itu suasana dalam ruang rawat inap vena. Alvin menggenggam tangan vena erat lalu menatap wajah istrinya yang pucat.

Jadi rasanya seperti ini, mengkhawatirkan seseorang yang dicintai, rasanya takut kehilangan, dan rasa sakit ketika melihat orang yang dicintai itu terluka.

Sungguh bucin, tapi kalian percayalah, alvin yang terkenal dengan sang most wanted cuek kini menjadi lelaki yang cengeng yang sedang memeluk tangan istrinya.

THE COLD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang