extra part

30.1K 1.1K 35
                                    


Happy reading<3

"Assalamualaikum uaaaaaaa mama kunci mana mama?!" Teriak seorang anak laki laki yang baru saja memasuki rumahnya dengan tergesa gesa.

"Rasel kenapa sih?" Tanya vena menyusul anak laki lakinya ke pintu utama rumah mereka.

"Mah kunci mah, sini mah" Pinta rasel pada vena yang memang tengah memegang kunci rumah.

"Ohh mereka lagi?" Tanya vena tertawa.

"Ko mamah ketawa sih?" Rasel berdecak malas lalu menaruh tas nya di kursi ruang tamu.

"Lagian ko kamu pulang ga telfon mama atau papa?" Tanya vena mengusap kening rasel yang penuh dengan keringat.

"Rasel tu baru mau nelfon papa tiba tiba mereka udah lari lari ke arah rasel ya rasel lari juga lah, rasel gamau ya kaya waktu itu ditarik tarik minta foto lah minta jadi pacar rasel lah sedangkan papa cuma ketawa ketawa" Jelas rasel yang sudah malas karena banyak wanita yang selalu berlari mendekati untuk meminta foto ataupun meminta untuk menjadi pacarnya.

"Ya ampun padahal kamu masih smp sel, tapi mereka udah kaya gitu, wajarlah kan anak mama ganteng" Ucap vena tersenyum.

"Iyalah kan bibitnya dari aku" Sambung seseorang yang sedang menuruni tangga dengan menggendong anak perempuan kecil yang lucu.

Elina maharsa putri, iya! Anak kedua alvin dan vena yang masih berusia 3 tahun. Elina tersenyum riang saat melihat kakaknya yang sedang duduk di ruang tamu, rasel hanya tersenyum tipis saat melihat adiknya yang datang dengan merentangkan tangannya meminta rasel untuk menggendongnya, itu sudah biasa.

"bang rasel" Panggil elina terus menerus.

Rasel menggendong adiknya lalu mendudukkan elina di pangkuannya. Mereka sangat dekat kalau kalian tau, seperti alvin dan aliza dulu.

Alvin dan vena yang melihat itupun hanya tersenyum, karena elina bahkan lebih dekat kepada rasel daripada kepada alvin.

"Abang cape ya?" Tanya elina menatap wajah kakaknya yang bercucuran keringat.

"Ngga ko, tapi abang mandi dulu ya? Nanti kita main lagi, soalnya abang udah bau ni" Ujar rasel mencium keteknya bergantian.

Elina yang mendengar perkataan rasel barusan pun langsung mengerutkan bibirnya, karena ia tak mau turun dari pangkuan abangnya, "abang wangi ko," Elina memeluk rasel, "mandinya nanti aja ya?" Sambungnya.

Rasel menatap kedua orang tuanya yang tertawa, rasel mengerutkan alisnya meminta agar vena atau pun alvin mengalihkan perhatian elina.

"Elina sayang, abangnya baru pulang sekolah, nanti main lagi ya kalo abangnya udah mandi terus makan" Bujuk vena berusaha mengambil elina yang masih memeluk rasel.

Elina mendongak, "bener? Nanti kalo abang udah mandi, kita main ya? Kalo engga ntar kamar abang aku dobrak" Elina menatap rasel sinis.

"Iya sayang" Rasel mengecup pipi elina sebentar lalu memberikan elina pada vena.

Rasel tersenyum pada adiknya yang sedang melambaikan tangan, huft! Padahal cuma mandi. Melihat interaksi keduanya, alvin tersenyum sedu karena teringat aliza adiknya.

Kaya kita dulu ya de, jadi kangen,batin alvin.

   
                                     ***

"Sayang" Panggil alvin memeluk vena yang tengah berdandan di depan cermin.

Vena berdehem tanpa berhenti mempoles wajahnya dengan make up tipis, alvin yang merasa tak dianggap pun malah semakin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher vena dan memberi beberapa kecupan romantis dan manja.

THE COLD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang